Berita Kudus
Volume Sampah di Kudus 160 Ton Per Hari, TPA Tanjungrejo Overload, Djarum Mau Olah Sampah Organik
volume sampah di kudus capai 160 per hari didominasi sampah domestik sementara tpa tanjungrejo telah overload djarum bersedia olah sampah organik
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
- Volume sampah di Kudus capai 160 ton per hari, yang didominasi oleh sampah domestik.
- PKPLH Kudus menyatakan, volume sampah sebanyak itu tak dapat ditampung di TPA Tanjungrejo yang telah overload.
- Djarum bersedia mengolah sampah organik jadi pupuk kompos.
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, Abdul Halil, menyebut volume sampah atau produksi sampah di Kabupaten Kudus mencapai 160 ton per hari.
Volume sampah sebanyak itu didominasi oleh sampah domestik atau rumah tangga.
Sementara untuk kapasitas tampungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo saat ini sudah penuh.
Untuk itu pihaknya berupaya untuk mengurangi volume sampah langsung dari sumbernya.
"Jadi sampah itu dikelola langsung dari sumbernya, karena kapasitas TPA Tanjungrejo sudah overload," kata Halil.
Perihal pengelolaan sampah dari yang terkecil, yakni rumah tangga, pihaknya menggandeng PKK.
Dia berharap agar PKK yang kadernya sampai ke desa-desa ini turut serta peduli terhadap isu sampah.
"Peran aktif masyarakat dibutuhkan. Mulai dari peran aktif keluarga," kata dia.
Sementara Ketua TP PKK Kudus, Mawar Hartopo, mengatakan setiap kader PKK yang ada di desa-desa untuk mengampanyekan perihal pengelolaan sampah.
Apalagi saat ini di beberapa titik di Kudus sudah ada bank sampah.
"Ini sebenarnya sederhana, perihal sampah dimulai dari diri kita sendiri."
"Kalau dikelola baik, memang itu sampah tapi sebenarnya itu emas," kata dia.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (PPRTH), Suparmin, mengatakan perihal sampah memang kompleks.
Pasalnya, sampai saat ini saja masih ada yang membuang sampah sembarangan misalnya di samping jalan lingkar.
Jalan tersebut terbilang sepi karena jauh dari permukiman warga.
Sampah-sampah yang dibuang sembarangan itu disebutnya sampah liar.
"Setiap hari Jumat di jalur lingkar kami ambil sampah liar tersebut."
"Kemudian masih ada juga yang buang di sungai-sungai," kata dia.
Peliknya masalah sampah, ditambah TPA Tanjungrejo yang memiliki luas 5,25 hektare itu sudah tidak lagi mampu menampung.
"Kita mau buang sampah ke sana (TPA) tidak ada tempat."
"Jalan masuk sudah sulit dan tidak ada landasan untuk menaruh sampah di TPA," kata dia.
Untuk itu, besar harapan ada pengelolaan sampah sejak dari tingkat terkecil.
Dengan adanya pengelolaan, setidaknya kuantitas sampah yang dibuang ke TPA bisa berkurang karena sampah terlebih dulu diolah.
Di Kudus sendiri ada pihak swasta, yakni Djarum yang bersedia mengolah sampah organik hingga menjadi pupuk kompos.
Hasil olahan tersebut bisa kembali dimanfaatkam, sementara sisa olahan berupa residu dibuang ke TPA.
"Jadi sampahnya dimanfaatkan, baru residunya yang dibuang," kata dia.
Bagi warga Kudus, kata dia, pihaknya dorong untuk mengirim sampah organik ke Djarum.
Warga pengirim sampah juga berhak untuk mendapatkan pupuk kompos hasil olahan tersebut. (*)