Kuliner
Bisnis Kuliner Bisa Bertahan Hingga Tiga Generasi, Ini Tips dari Penerus Warung Asem-asem Koh Liem
Asem-asem Koh Liem menjadi salah satu kuliner yang melegenda di Semarang. Ini rahasianya masih eksis dikelola hingga tiga generasi.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Moch Anhar
Di sisi itu, ia melanjutkan, setiap harinya dua outlet miliknya itu menghabiskan sekitar 20 kilogram daging sapi.
Adapun menu di warung makannya tidak hanya tersedia menu asem-asem, tetapi ada cumi saos mentega, udang saos mentega, dan lain-lain.
"Orang luar kota biasanya cuma tahu di sini asem-asem," sebutnya.
Sempat Terdampak Pandemi
Saat pandemi Covid-19 sedang kencang beberapa waktu lalu, Eko memaparkan Warung Makan Asem-Asem Koh Liem juga sempat merasakan dampak sepinya warung.
Terlebih saat diberlakukan PPKM, menurutnya, terjadi penurunan baik omzet maupun kunjungan hingga 70 persen.
Menurutnya, penjualan secara daring dan jasa titip cukup membantu hingga membuat warung makan legendaris tersebut tetap bertahan.
"Pandemi pengaruh, dua tahun bertahan saja sudah bagus.
Baca juga: Nasib Terkini 54 WNI Korban Penyekapan di Kamboja Berhasil Dibebaskan: Terima Kasih Pak Ganjar
Baca juga: Sering Sakit Kepala dan Pingsan, Nyawa Pria Jepara Melayang di Kebun, Posisi Tengkurap
Kami masih diuntungkan dari online dan pesanan frozen ke luar kota, kami kirim juga. Perhari sampai 50 porsi karena kami terima jastip juga, mereka jual sendiri dengan harga berbeda sampai Rp 60 ribu. Kalau harga di warung langsung kan Rp 44 ribu," ungkapnya.
Sementara itu, Eko mengaku bersyukur rumah makannya tetap bertahan hingga kini.
Menurutnya kondisi rumah makan saat ini sudah semakin membaik dengan kunjungan yang mendekati normal.
"Kalau sekarang ini sudah membaik, sudah sekitar 85 persen. Yang datang dari luar kota sudah banyak," tukasnya. (*)