Berita Semarang
Diduga Suami Korban Penembakan Terlibat, Warga TKP Cemara III Semarang Minta Pengamanan Lingkungan
Dugaan keterlibatan Kopda Muslimin dalam kasus penembakan istrinya Rina Wulandari membuat warga menjadi tertutup.
Penulis: Rahdyan Trijoko Pamungkas | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Dugaan keterlibatan Kopda Muslimin dalam kasus penembakan istrinya Rina Wulandari membuat warga menjadi tertutup.
Hal itu terlihat setelah mengetahui Kopda Muslimin diduga terlibat kasus penembakan.
Rumah di Jalan Cemara III RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, yang merupakan TKP penembakan terlihat dijaga ketat oleh anggota TNI.
Triyanto, satu diantara warga mengaku tidak mengira Kopda Muslimin diduga terlibat penembakan. Selama ini dirinya tidak mengetahui jika tetangga mengalami urusan rumah tangga.
Baca juga: Lima Pelaku Penembakan Istri TNI Ditangkap, Empat Diantaranya Tugas Lapangan, Satu Penyedia Senjata
Baca juga: Kolam Renang Guci Forest Tegal Dibuka, Air Dingin Dikelilingi Pohon Pinus Rindang Khas Pegunungan
Baca juga: Satu Kontainer Senjata Milik Militer Amerika Serikat Masuk Pelabuhan di Lampung, Ditahan Bea Cukai
"Selama ini, dia sama warga baik. Dia juga aktif kegiatan lingkungan," ujarnya saat ditemui TribunMuria.com, Sabtu (23/7/2022).
Menurutnya, Kopda Muslimin terakhir bertemu warga malam sebelum kejadian.
Kopda Muslimin ikut kerja bhakti bersama warga sekitar ngecat gapura.
"Malamnya masih ikut kerja bhakti ngecat gapura. Kami tidak mengira jika beliau diduga terlibat," ujarnya.
Triyanto menuturkan sebelum kejadian Kopda Muslimin juga menyempatkan berwisata dengan keluarganya.
Bahkan dirinya juga mendapat oleh-oleh dari tetangganya tersebut.
"Padahal sebelum kejadian dia (Kopda Muslimin) habis piknik sama keluarganya ya sekitar sebulan yang lalu," tutur dia.
Hingga saat ini, kata dia, warga tidak mengetahui keberadaan Kopda Muslimin.
Bahkan warga mencoba menghubungi melalui Whatsapp tidak dibalas.
"Padahal saat itu warga memberikan ucapan ikut prihatin atas kejadian menimpa korban di whatsapp grup warga tidak dibalas, cuma dilihat saja. Saat itu dilakukan hari yang sama setelah kejadian," imbuhnya.
Ia menuturkan paska kejadian penembakan dan diketahuinya Kopda Muslimin diduga terlibat membuat warga resah serta menutup diri.
Pihaknya berharap kepada TNI-Polri untuk menurunkan personel menjaga lingkungannya.
"Sebelum kasus ini tuntas, kami berharap Panglima TNI dan Kapolri mengerahkan jajarannya. Adanya kejadian membuat warga kami merasa resah," tandasnya.
Sementara itu, Ketua RT 08, Agus Purnomo, mengatakan, Kopda Muslimin merupakan baru di lingkungannya. Kopda Muslimin baru dua bulan menempati lingkungannya.
"Masih warga baru. Dia pindahan dari asrama," tutur dia.
Menurutnya, Kopda Muslimin dikenal pendiam.
Dia bahkan cenderung pasif di lingkungan sekitar.
Baca juga: Aktivitas saat Pandemi Covid-19 Sudah Melonggar, Pelaku Bisnis Hotel Optimistis Bisa Pulih Cepat
Baca juga: Minta Tak Ada Kewajiban Beli Seragam di Sekolah, Wali Kota Semarang Hendi: Kasihan yang Tidak Mampu
"Tidak banyak bicara orangnya, tapi cenderung pasif," kata dia.
Dia membenarkan terakhir bertemu Kopda Muslimin malam sebelun kejadian.
Kopda Muslimin saat itu ikut kerja bhakti warga.
"Kami tidak tahu jika dia diduga ikut terlibat. Kami tahunya setelah menonton berita," ujar dia. (*)