Berita Jateng
Kirab Tradisi Jamasan Pusaka Sunan Kalijaga, Ada Keris Kiai Carubuk dan Rompi Kutang Anta Kusuma
Jalannya Tradisi Jamasan Pusaka Sunan Kalijaga yang digelar bertepatan dengan Idul Adha berlangsung dengan sakral.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, DEMAK - Jalannya Tradisi Jamasan Pusaka Sunan Kalijaga yang digelar bertepatan dengan Idul Adha berlangsung dengan sakral.
Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Minyak jamasan, yang dibuat dengan bahan dan cara yang khusus di kirab dari Pendopo Pangeran ke Makam Sunan Kalijaga dengan diiringi lagu lir-ilir ciptaan Sunan Kalijaga.
Saat di Pendopo, Prajurit Parampogan Prawiro Rakso Adat Nuswantoro dari Kasultanan Ngayogyakarta, secara sengkuyung ikut meramaikan prosesi jamasan pusaka.
Baca juga: Wali Kota Hendi Serahkan Hewan Kurban ke Masjid Agung Semarang
Baca juga: Prakarsai Pawai yang Diikuti 137 Delman dan 2 Kereta Kencana, Pemkab Demak Pecah Rekor dari MURI
Baca juga: PSIS Semarang Yakin Mampu Atasi Laga Hidup Mati di Leg 2 Semifinal Piala Presiden 2022
Baca juga: Tumpah Ruah, Ribuan Warga Saksikan Pawai Iring-iringan Prajurit Patangpuluhan Grebeg Besar Demak
Sesampainya di Makam Sunan Kalijaga, para penjamas melakukan ritual dan membaca doa atau tahlil terlebih dahulu sebelum memasuki rumah Cangkup Ageng makam Sunan Kalijaga.
Ketua Yayasan Sunan Kalijaga Kadilangu, Raden Purwadi Nugroho, usai jamasan mengatakan prosesi ini adalah kegiatan adat turun temurun keluarga keturunan Sunan Kalijaga.
"Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga ini adalah tradisi adat turun temurun keluarga Keturunan Sunan Kalijaga. Ada dua pusaka yang dijamas," jelasnya kepada TribunMuria.com, Minggu (10/07/2022).
Dua pusaka yang akan dijamas, yakni Keris Kiai Carubuk ageman Sunan Kalijaga dan Rompi Kutang Anta Kusuma.
Penjamasan yang dilakukan di rumah cungkup ageng makam Sunan Kalijaga secara tertutup.
Hal itu, karena dilakukan dengan cara khusus, tujuh penjamas akan masuk ke dalam ruangan rumah cungkup dan juga menjamasnya dengan mata tertutup.
"Penjamasan Pusaka Rompi Kotang Antakusuma dilakukan yang pertama dengan mata tertutup, karena itu wasiat langsung dari Sunan Kalijaga," urainya.
Kemudian dilanjutkan dengan penjamasan Keris Kiai Carubuk Ageman Sunan Kalijaga.
Usai menjamas dua pusaka tersebut dikembalikan di pusara makam Sunan Kalijaga.
Pada pintu rumah cungkup Ageng makam Sunan Kalijaga, para warga sudah menunggu dan berebutan untuk menciumi tangan para penjamas.
Baca juga: Kebakaran Lalap Lahan di Bringin Kab Semarang Seluas 2 Hektare, Warga Takut Api Sampai Permukiman
Baca juga: Bantu Warga Olah Daging Kurban, Sakban Buka Bengkel Pengulitan Kepala Hewan di Kampung Bustaman
Baca juga: Tumpah Ruah, Ribuan Warga Saksikan Pawai Iring-iringan Prajurit Patangpuluhan Grebeg Besar Demak
Kendati demikian, minyak jamas yang digunakan untuk menjamas kedua pusaka tersebut masih menempel di tangan.
Masyarakat meyakini bahwa mencium tangan penjamas usai menjamasi bisa mendatangkan keberkahan tersendiri. (*)