Berita Internasional
Konferensi di Bangkok, IDI bersama Asosiasi Medis Dunia Susun Kode Etik Kedokteran Internasional
Konferensi di Bangkok, IDI bersama Asosiasi Medis Dunia Susun Kode Etik Kedokteran Internasional
TRIBUNMURIA.COM, BANGKOK - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mewakili Indonesia menghadiri World Medical Association (WMA) Regional Meeting for Asia On the International Code of Medical Ethics (ICoME) di Bangkok, Thailand, awal pekan ini.
Pertemuan ini adalah rangkaian dari kegiatan pembuatan Kode Etik Kedokteran Internasional.
PB IDI diwakili oleh Prof. Dr. dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A(K) dari Dewan Pertimbangan IDI dan Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI, Dr. dr. Eka Ginanjar, dari Bidang Hubungan Internasional, serta dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp. N(K), PhD dari Majelis Pengembangan Pelayanan Kedokteran (MPPK) IDI.
Baca juga: Hari Terakhir Pertemuan WHA ke-75 di Jenewa Swiss, IDI & Para Delegasi Capai Sejumlah Kesepakatan
Baca juga: Hari Bakti Dokter Indonesia, Wabup Senang IDI Bangun Sumber Air Bersih & Jamban Sehat di Pati
Baca juga: Hepatitis Akut Tidak Diketahui Penyebabnya Telan Korban Jiwa, IDI & IDAI Minta Masyarakat Waspada
Prof Dr dr Sukman Tulus Putra, SpA(K) dari Dewan Pertimbangan IDI dan juga MKEK, mengatakan Kode Etik Kedokteran adalah dimensi utama nilai profesi dokter dalam pengabdiannya yang berbasiskan kepada etik kesejawatan dan moral tanggung jawab pada masyarakat.
"Kedua kaidah moral ini merupakan wujud IDI mengawal sinergitas pembangunan kesehatan dengan Kementerian Kesehatan untuk mendukung enam pilar transformasi kesehatan yang melingkupi pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian,” kata dr Sukman, dalam pertemuan tersebut, sebagaimana keterangan yang diterima TribunMuria, Rabu (8/6/2022).
dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp. N(K), PhD dari Majelis Pengembangan Pelayanan Kedokteran (MPPK) IDI dalam presentasinya di acara tersebut mengatakan, bahwa enam pilar transformasi kesehatan merupakan kebijakan strategis masa depan kesehatan bangsa.
Itu terkait dengan pencanangan peran IDI sebagai agent of change, agent of development, agent of treatment dan agent of health defense.
Sikap Proaktif IDI adalah suatu upaya untuk membuka suatu transparansi peran Dokter untuk menjejak pengabdian di masyarakat lebih luas dengan tidak melupakan nilai-nilai etik kesejawatan dan perubahan sosial di masyarakat.
Beberapa topik yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan ini antara lain; Telemedicine, Peran dokter pada posisi emergensi, dan informed consent (semua tindakan medis pada pasien) dan prinsip otonomi pasien.
Sementara itu, Dr. dr. Eka Ginanjar., Sp. PD, KKV, FINASIM, FICA, FACP, MARS dari Bidang Hubungan Internasional PB IDI mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari Deklarasi Bersama WHO di Jenewa Swiss bulan Mei lalu.
"Selain menyusun Bersama Kode Etik Kedokteran Internasional ini sebagai bagian dari pelrindungan dan keselamatan pasien dan masyarakat, acara ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan IDI di dunia Internasional," katanya.
Selain IDI yang menjadi asosisasi dokter resmi dari Indonesia yang diakui dunia, World Medical Association juga mengundang 15 asosiasi dokter resmi dari 15 negara lainnya.
Selain aktif terlibat dalam penyusunan Kode Etik Kedokteran Internasional ini, PB IDI juga akan menjadi tuan rumah konferensi Asosiasi Dokter Sedunia (World Medical Association) di Jakarta pada bulan Juli mendatang. (*)