Berita Blora

Inspiratif, Modal Nekat, Polisi di Blora Buka Sekolah Ngaji, Kini Miliki 60 Santri

Aipda Adi Tri Sukmoro, Kepala Jaga Sat Samapta Polres Blora membuka sekolah ngaji. Kini ada 60 santri yang mengaji.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
Humas Polres Blora
Aipda Adi Tri Sukmoro, yang sehari harinya menjabat sebagai Kepala Jaga, (Ka Jaga) Sat Samapta Polres Blora saat mengajar mengaji anak-anak di Padepokan Alab Alab Sabrang Lor. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kisah inspiratif seorang Aipda Adi Tri Sukmoro, yang sehari harinya menjabat sebagai Kepala Jaga, (Ka Jaga) Sat Samapta Polres Blora yang nekat membuka sekolah ngaji yang kini sudah memiliki 60 santri.

Tak jarang ia menampilkan wajah gagah dan sangar kala menjalankan tugas apalagi saat membawa senjata laras panjang dalam patroli kepolisian.

Berdinas di Satuan Samapta yang berseragam dinas lengkap dan bersentuhan langsung dengan masyarakat tentunya dalam patroli dan penjagaan dirinya harus jaga sikap tampang dan berwibawa.

Namun siapa sangka, dibalik kegagahannya sebagai seorang anggota Polri, saat berada dilingkungan tempat tinggalnya ia menjadi sosok seorang guru mengaji.

Baca juga: Sedekah Bumi Grebeg Kelurahan Bangkle hingga Berebut Gunungan di Makam Leluhur Astana Sentana Putra

Bahkan boleh dikatakan ia adalah pendiri atau ketua dari sebuah sekolah ngaji yang disebut TPQ Nurul Quran di wilayah kelurahan Bangkle RT 04 RW 05.

Tak hanya mengaji saja, bahkan ia di bantu oleh istrinya Siti Mustrianawati, bersama 7 guru ngaji lainnya juga mendakwahkan Islam melalui padepokannya yang dinamakan Padepokan Alab Alab Sabrang Lor.

Kegiatan mengaji ini dilakukan setiap hari. Adapun kegiatan dimulai dengan ibadah Sholat Asyar berjamaah yang digelar di Mushola dekat rumahnya dan Aipda Adi Tri sebagai imamnya.

Kemudian setelah Sholat berjamaah dilanjutkan dengan sekolah mengaji yang dilaksanakan di Mushola dan tempat mengaji di rumahnya.

Diceritakannya, awal mula mendirikan sekolah mengaji adalah saat melihat lingkungan disekitar tempat tinggalnya lokasinya jauh dari sekolah mengaji atau madrasah.

Maka dari itulah sedikit demi sedikit mulai mengajari mengaji anak-anak dan remaja warga sekitar tempat tinggalnya.

"Berawal dari itulah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Dulu hanya mengajari mengaji sedikit anak anak. Alhamdulilah masyarakat sekitar sini mendukung. Akhirnya kita buka sekolah mengaji di sini," kata Aipda Adi Tri kepada tribunmuria.com, Rabu (8/6/2022).

Ia membeberkan awal perjuangan mendirikan sekolah mengaji tidaklah mudah. Dimana selain keterbatasan anggaran yang menjadi masalah adalah keterbatasan tempat dan sarana.

"Pada awalnya ingin mendapat murid banyak, namun setelah banyak anak-anak yang ikut mengaji malah bingung," ujarnya.

"Tempatnya nggak ada sarana juga kurang, Tapi Alhamdulilah istri saya mendukung dan ada beberapa teman yang ikut menjadi guru mengaji disini," terangnya.

Terkait sarana dan prasarana yang ia dapatkan, disampaikannya, ada bantuan dari para donatur seperti dari rekan rekan Polres Blora dan dari warga umum serta dermawan lainnya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved