Berita Pati
2.145 Hektare Tambak di 7 Kecamatan Kabupaten Pati Terdampak Rob, Kerugian Ditaksir Rp30,85 M
2.145 Hektare Tambak di 7 Kecamatan Kabupaten Pati Terdampak Rob, Kerugian Ditaksir Rp30,85 M
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, PATI – Kerugian yang dialami para petani tambak akibat banjir rob di pesisir Kabupaten Pati pekan lalu, diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati hingga 30 Mei 2022, kerugian yang dialami para petani tambak di tujuh kecamatan yang terdampak rob ditaksir Rp30,85 miliar.
Adapun tujuh kecamatan tersebut ialah Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu, dan Dukuhseti.
Di tujuh kecamatan tersebut, total terdapat 2.145 hektare tambak yang terkena banjir rob.
Adapun komoditas tambak yang terdampak ialah bandeng, nila, dan udang.
“Data sementara yang kami himpun, kerugian mencapai miliaran."
"Yang terdampak sekitar 2 ribu hektare lahan tambak,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Edy Martanto, Selasa (31/5/2022).
Akibat rob, ikan dan udang yang mestinya telah siap panen gagal memberikan keuntungan bagi para petambak.
Ia menjelaskan, wilayah dengan kerugian terbesar ialah di Kecamatan Tayu.
Dengan luas tambak yang terkena rob hingga 750 hektare, petambak di wilayah tersebut diperkirakan menderita kerugian sekira Rp11 miliar.
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati Sukarno prihatin atas kondisi ini.
Dia berharap pemerintah memberikan bantuan berupa benih maupun pakan pada petani tambak yang jadi korban bencana rob ini.
Sebagai antisipasi agar dampak gelombang tinggi tidak separah seperti yang terjadi pekan lalu, dia mendorong agar seluruh kawasan pesisir bisa diperkuat dengan hutan mangrove.
“Rata-rata mangrove di pesisir ini masih tipis. Usianya pun masih muda sehingga belum bisa mengatasi gelombang tinggi kemarin."
"Saya berharap penanaman mangrove lebih digiatkan lagi sehingga bisa jadi sabuk hijau, sebagai benteng kawasan pesisir,” kata dia.
Ia menyebut, tebal hutan mangrove minimal 75 meter. Usia mangrove yang setidaknya sudah 10 tahun diyakini cukup kuat.
"Namun memang tidak mudah. Apalagi penanaman mangrove ini agak sulit karena tingkat keberhasilan penanaman bibit mangrove yang tidak sampai 50 persen."
"Jadi harus tetap giat untuk menanam,” tandas dia. (mzk)