Hepatitis Akut Misterius

Ada Korelasi Omicron dengan Kasus Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Ini Temuan Peneliti Jepang

Ada Korelasi Omicron dengan Kasus Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Ini Temuan Peneliti Jepang

Tribunnews.com
Ilustrasi hepatitis akut misterius pada anak. 

TRIBUNMURIA.COM - Kasus hepatitis akut misterius pada anak ditemukan di berbagai belahan negara di dunia, setelah merebaknya Covid-19 varian Omicron.

Di Indonesia, setidaknya dilaporkan terdapat 7 kasus hepatitis akut misterius pada anak, mayoritas terjadi di Jakarta.

Peneliti di Jepang menemukan korelasi antara varian Omicron dengan merebaknya kasus hepatitis akut misterius pada anak di berbagai belahan dunia.

Baca juga: Hepatitis Akut Tidak Diketahui Penyebabnya Telan Korban Jiwa, IDI & IDAI Minta Masyarakat Waspada

Baca juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius pada Anak di Indonesia Bertambah, Kemenkes: Belum Terkonfirmasi

Baca juga: 5 Anak Indonesia Meninggal karena Hepatitis Akut Misterius, Bupati Jepara: Siapkan Antisipasi

Hasil penelitian terbaru tersebut dipresentasikan dalam pertemuan panel Kementerian Kesehatan Jepang pada Rabu lalu.

Dikutip dari The Japan Times, Jumat (13/5/2022), Profesor Hiroshi Nishiura dari Universitas Kyoto mengatakan kepada dewan penasihat virus corona kementerian tersebut bahwa negara-negara dengan temuan sejumlah besar infeksi Omicron --seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS)-- juga telah melaporkan jumlah kasus hepatitis akut misterius pada anak yang relatif menunjukkan angka lebih tinggi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 348 kemungkinan kasus hepatitis akut misterius pada anak yang tidak diketahui penyebabnya telah dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan hanya 6 negara yang melaporkan lebih dari 5 kasus.

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Jepang telah mengidentifikasi 7 kasus domestik.

Sedangkan menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, saat ini Amerika sedang menyelidiki 109 kasus hepatitis anak misterius yang tidak diketahui penyebabnya.

Adenovirus, virus umum yang dapat menyebabkan berbagai penyakit termasuk gastroenteritis atau flu perut, diduga sebagai kemungkinan penyebab penyakit hati yang parah ini.

Di Inggris, yang sejauh ini telah melaporkan 163 kasus, 126 diantaranya telah diuji untuk adenovirus. Diantara mereka, adenovirus terdeteksi pada 72 persen atau 91 kasus.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris, lebih dari 75 persen kasus merupakan anak-anak berusia 5 tahun atau lebih muda.

Gejala pasien sesuai dengan definisi kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang 'kemungkinan kasus' hepatitis akut dan parah.

Karena gejala yang dilaporkan termasuk diantaranya sakit perut, diare, muntah, penyakit kuning dan peningkatan kadar enzim hati.

Kemungkinan kasus tersebut didefinisikan sebagai pasien rawat inap yang mengalami lonjakan kadar enzim hati, namun virus hepatitis A, B, C, D dan E semuanya telah disingkirkan sebagai penyebabnya.

Prof Nishiura mengatakan bahwa karena balita dan bayi saat ini belum memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, maka mereka mungkin berada pada peningkatan risiko hepatitis akut setelah mengalami infeksi adenovirus.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved