Berita Jateng
Perajin Parsel Kayu Asal Sukoharjo Ini Banjir Pesanan di Hari Raya, Namun Modal Seret Karena Pandemi
Tangan kekar lelaki paruh baya itu cekatan memotong dan merangkai potongan rotan menjadi wadah parsel.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SUKOHARJO - Tangan kekar lelaki paruh baya itu cekatan memotong dan merangkai potongan rotan menjadi wadah parsel.
Nantinya, setelah rotan itu berubah bentuk jadi kotak parsel, hasil kerja tangan kekar itu dikirim ke toko-toko dan supermarket di wilaya Jawa Tengah.
Pemilik tangan kekar itu adalah Jumadi (53) warga Kerten RT 1 RW 6, Trangsan, Gatak, Sukoharjo.
Jumadi sudah lebih dari 20 tahun menggeluti pekerjaan membuat kerajinan kayu parsel.
Baca juga: Warga Muhammadiyah di Jepara Akan Gelar Salat Idulfitri di Alun-alun
Baca juga: Pastikan Keamanan Pemudik, Satgas OKC Polres Blora Gelar Patroli Bermotor Bersenjata
Baca juga: Arus Mudik Melonjak, Penerapan One Way Hari Pertama di Jateng Lancar dan Zero Accident
Menurutnya, setiap menjelang Hari Raya Natal dan Hari Raya Idulfitri dia mengaku mendapat pesanan hingga ribuan kayu parsel.
Bahkan, sebelum bulan Ramadhan dan puncaknya di pertengahan bulan, dengan tiga orang karyawannya dia bisa mengerjakan 100 keranjang kayu parsel.
"Pesanan banyak bisa ribuan keranjang mulai dari sebelum bulan puasa sampe Hari Raya Idul Fitri. Dalam sehari paling bisa mengerjakan sekitar 100 buah kayu parsel," ucapnya, Kamis (28/4/2022).
Jumadi menyampaikan, lantaran pandemi Covid-19 dirinya terpaksa merumahkan beberapa karyawannya dan tersisa tiga orang karyawan.
Sehingga, dengan jumlah karyawannya itu tidak bisa memenuhi jumlah pesanan lantaran terkendala modal dan karyawan.
"Dulu karyawan banyak, tapi sekarang cuma 3 orang. Apalagi yang pesan tidak pernah mau memberikan uang tanda jadi atau uang muka, jadi saya tidak bisa membeli bahan kaku yang lumayan mahal," ungkapnya.
"Ya, sekarang mengerjakan pesanan sebisanya jadi berapa. Kalau jadi 1.000, ya dikirim seribu," ucapnya.
Dia menjelaskan, bila punya modal banyak bisa dia menerima orderan pesanan lebih banyak dari berbagai daerah.
Namun, lantaran dirinya terkendala modal dia menerima pesanan ya sesuai modal dan kemampuan sumber daya manusia yang dia miliki.
"Pesanan sebenarnya banyak, tapi karena modal dan tenaga seadanya jadi ya ambil orderannya sesuai kapasitas kita," ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, bahan baku yang harus dibeli dari luar Jateng membuat dirinya harus memutar otak.