Berita Jepara

Mengapa 10 April Ditetapkan sebagai HUT Kabupaten Jepara? Simak Sejarah Ringkasnya Beriikut Ini

Mengapa 10 April Ditetapkan sebagai HUT Kabupaten Jepara? Simak Sejarah Ringkasnya Beriikut Ini

TribunMuria.com/Yunan Setiawan
Suasana di Tugu Kartini, yang berada di kawasan pusat kota Kabupaten Jepara. 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Suasana kawasan pusat kota di Kabupaten Jepara selalu lebih meriah menjelang 10 April.

Pada tanggal dan bulan itu, Pemerintah Kabupaten Jepara menyiapkan acara untuk menyambut hari ulang tahun Kota Ukir.

Pada 2022 ini, kabupaten tempat kelahiran pahlawan nasional RA Kartini itu telah berusia 473 tahun. 

Masyarakat Jepara sebagian besar sudah tahu tanggal ulang tahun Kabupaten Jepara.

Tapi bagaimana sejarah penetapan 10 April sebagai hari jadi Kabupaten Jepara?

Merujuk buku "Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549-1579" (2022) penetapan 10 April 1549 sebagai kelahiran Kabupaten Jepara termaktub dalam Peratutan Daerah Tingkat II Jepara Nomor 9 Tahun 1988 tentang Hari Jadi Jepara.

Penetapan  hari jadi itu mengacu peristiwa bersejarah yang dialami Ratu Kalinyamat, yakni penobatan Putri Kencana sebagai penguasa Jepara dengan nama Ratu Kalinyamat.

Perayaan HUT Kabupaten Jepara juga memiliki beberapa prosesi upacara.

Ada Wilujengan Negari, yakni prosesi ruwatan sebagai simbol pembersihan diri bangsa dan negara (Jepara).

Kemudian kirab budaya. Ini dilaksanakan pada 9 April, persis sehari sebelum hari jadi Kabupaten Jepara.

Proses kirab ini dimulai dari Pendopo RA Kartini.

Ditampilkan juga sendra tari Laskar Kalinyamat dan penyerahan luwur dari tokoh Ratu Kalinyamat kepada Bupati Jepara.

Setelah luwur diserahkan, tokoh Ratu Kalinyamat dan rombongan Bupati Jepara melakukan kirab menuju ke Makam Mantingan, Kecamatan Tahunan.

Setiba di Makam Mantingan, Bupati Jepara  membuka dan mengganti luwur di cungkup makam Pangeran Hadlirin dan Ratu Kalinyamat.

Lalu pada 10 April  dilaksanakan upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Jepara.

Bupati ziarahi makam leluhur

Sehari menjelang kirab budaya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-473 Kabupaten Jepara, Bupati Dian Kristiandi beserta rombongan berziarah ke makam leluhur yang tidak lain adalah pemimpin Kota Ukir pada zaman dulu.

Kegiatan ini acap dilakukan oleh pejabat di lingkup pemerintahan Kabupaten Jepara.

Ziarah kali ini, rombongan bupati mendatangi Makam Sayyid Abu Bakar Alhadad atau dikenal Mbah Panggang, di Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara.

Kemudian ke Makam Pangeran Syarif dan Raden Soemowijoyo di Kelurahan Saripan.

Lalu ke Malam Tjitrosomo I di Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Makam Mantingan di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, dan Makam Mbah Daeng di Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan.

“Ini menjadi budaya kita, setiap memperingati Hari Jadi Jepara, kita selalu berziarah ke makam-makam leluhur,” kata  Andi, sapaan akrab Bupati Jepara saat ditemui di Kompleks Makam Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jumat (8/4/2022).

Menurutnya ziarah tersebut sebagai salah satu upaya menghormati para leluhur yang telah memperjuangkan Jepara di masa-masa terdahulu. 

"Beliau-beliau ini sudah banyak berjuang untuk Jepara, jadi kita harus mendoakan mereka."

"Dan ini merupakan suatu penghormatan yang harus terus kita lakukan,” imbuhnya.

Selain itu, kata dia, ziarah ini sebagai sarana muhasabah diri dalam melaksanakan tugas memimpin Jepara.

Andi menambahkan ziarah ini juga mendoakan leluhur agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. 

Juga mendoakan keselamatan dan kesejahteraan masyatakat Jepara. (yun)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved