Bisnis dan Keuangan
Peci Khas Rusia dari Limbah Beludru Kreasi Nunung Warga Dawe Kudus, Laris Manis Jelang Ramadan
Peci Khas Rusia dari Limbah Beludru Kreasi Nunung Warga Dawe Kudus, Laris Manis Jelang Ramadan omzet naik 2 kali lipat
Penulis: Raka F Pujangga | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Perajin peci asal Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, memanfaatkan limbah konveksi menjadi produk penuutup kepala bernilai tinggi.
Di tangan Nunung Ervana, kain limbah tersebut disulap menjadi peci Rusia yang terbuat dari kain beludru.
Sehingga ketika dipakai ke kepala, bentuknya menyerupai topi khas Rusia yang biasanya terbuat dari bulu domba.
Nunung menjelaskan, terus berinovasi mengembangkan peci dari beragam jenis bahan baku mulai dari pandan dan karung goni.

"Saya ingin terus berinovasi, kali ini memakai bahan baku limbah."
"Sehingga sisa produksi dari industri konveksi tidak ada yang terbuang," jelasnya, saat ditemui .
Nunung menyampaikan, pembuatan peci Rusia itu juga bertepatan dengan pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.
Sehingga momentum itu ikut mengerek penjualannya. Jelang Ramadan ini, penjualannya ikut meroket sampai 80 persen.
"Penjualan naik sampai 80 persen dari biasanya, karena jelang Ramadan dan pas sama pecahnya perang Rusia," ujarnya.
Biasanya, kata dia, produksi pecinya bisa mencapai 200 buah per hari.
Namun saat ini bisa melonjak sekitar 300 sampai 400 buah per harinya.
Dia mengaku, dibantu dengan lima orang pegawai untuk mencapai produksinya tersebut.
"Ada lima orang yang membantu produksi," kata dia.
Saat ini produk pecinya sudah sampai ke sejumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Terutama ke tempat-tempat wisata.
Adapun beberapa sasarannya yakni tempat wisata di Yogyakarta, Malang, dan lain sebagainya.
"Produk sudah pernah kirim hampir ke semua ke daerah."
"Harapannya bisa sampai ekspor ke luar negeri," jelas dia.
Nunung juga meminta agar pemerintah daerah dapat membantu mempromosikan produknya hingga akses ke pasar global.
"Kami siap melakukan ekspor sesuai kebutuhan negara tujuan," katanya.
Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau yakni mulai dari Rp40 ribu sampai Rp60 ribu per buah.
Harga tersebut tergantung isian di dalam peci karena sebagian ada yang menggunakan spons.
"Ada yang pakai spons di dalamnya dicampur dengan mes sehingga lebih empuk," ujar dia.
Untuk mendapatkan bahan bakunya juga tidak sulit, yang diperoleh dengan harga Rp18 ribu sampai Rp35 ribu per kilogram.
Bahan yang sudah diperoleh kemudian dicetak sesuai dengan pola yang diinginkan sebelum dijahit menjadi sebuah peci.
"Bahan bakunya dapat dari pabrik konveksi di Kudus saja," jelas dia.
Nunung berharap, inovasi peci rusia yang dibuatnya bisa diterima dan menjadi aksesoris kepala saat Ramadan.
Meskipun penjualannya saat ini, didominasi 80 persen dari peci yang terbuat dari karung goni.
"Mudah-mudahan bisa diterima masyarakat," jelasnya. (raf)