Berita Semarang
Tradisi Nyadran Jelang Ramadan, Warga Ramai Bawa Metoan ke Makam Leluhur, Panjat Doa Bersama
Nyadran kampung dilakukan warga Pesantren, Mijen, Kota Semarang, Jumat (25/3/2022) pagi dengan datang ke area pemakaman leluhur desa di Makam Delik.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
Dua kampung terdekat seperti Wates dan Podorejo Kecamatan Ngaliyan juga ikut menyemarkan acara tersebut.
Hal itu terjadi lantaran sebelum pemekaran tahun 1990-an,ketika itu wilayah tersebut masih menjadi satu kelurahan.
Paskapemekaran, wilayah tersebut terpisah beda kecamatan.
Meski demikian, kedekatan warga tetap terjalin, mereka masih meyakini bahwa mereka merupakan satu leluhur.
"Kami yakin masih satu leluhur yang menempati pertama kali di desa ini sehingga nyadran ini kami berdoa untuk para leluhur," tutur Supadi.
Baca juga: Begini Sulitnya Warga Kudus Mendapat Minyak Goreng Curah, Warga: Siapa Cepat Dia Dapat
Baca juga: Wow! Harus Sabar, Daftar Tunggu Haji di Kudus 31 Tahun, Begini Keterangan Resmi Kemenag
Baca juga: Dea OnflyFans Mahasiswi Undip Ditangkap Polisi, Sering Unggah Konten Syur, Pihak Kampus Bereaksi
Ia mengaku, kegiatan nyadran di kampungnya sudah dilakukan secara turun temurun.
Di era modernisasi seperti sekarang, ia yakin kegiatan nyadran akan tetap bertahan.
"Anak muda atau generasi penerus juga masih banyak yang datang, saya yakin mereka akan tetap nguri-nguri budaya ini," tandasnya. (*)