Berita Semarang

Tetangga Rebut Lahan Parkir Beromzet Rp 600 Ribu Perhari di Kranggan Semarang, Septian Pun Kalap

Gara-gara rebutan lahan parkir beromzet Rp 400 ribu sehari, Stefhanus Septian Dwi Kristiawan (23) menusuk dua tetangganya.

TRIBUN JATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
Stefhanus Septian Dwi Kristiawan (23) memberikan keterangan pers saat kejadian menusuk tetangganya jalan Tegal Sari Sendang III RT 6 RW 4 Kelurahan Candi Kecamatan Candisari Semarang. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Gara-gara rebutan lahan parkir,  Stefhanus Septian Dwi Kristiawan (23) menusuk dua tetangganya di Jalan Tegalsari Sendang III RT 6 RW 4 Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang.

Pada rekaman CCTV, pria bertubuh gempal ini melabrak tetangganya sendiri dan sempat dikeroyok tiga orang.

Dia melakukan perlawanan dengan menghunus dua tetangga hingga menyebabkan luka berat.

Saat dihadirkan di konferensi pers, Septian masih terlihat tenang, bahkan bersuara lantang saat ditanya awak media.

Baca juga: Ratusan Orang Nobar Final All England 2022 di Rumah Keluarga Bagas Maulana, Emak-Emak Sampai Nangis

Baca juga: Bernilai Sejarah Tinggi, Museum Masjid Agung Demak Simpan Benda-Benda Unik Peninggalan Walisongo

Wakapolrestabes Semarang, AKBP Iga DP Nugraha menuturkan kejadian tersebut terjadi pada Selasa (15/3/2022) pukul 23.30.

Penusukan berawal  tersangka dan korban berebut lahan parkir di kawasan pertokoan emas di Jalan Kranggan. 

"Karena tidak suka, pelaku mendatangi rumah korban. Pelaku saat itu telah membawa senjata tajam," ujarnya saat konferensi pers, Senin (21/3/2022).

Menurutnya, saat itu terjadi cekcok antara tersangka dengan korban.

Saat itu korban menusukkan senjata tajam pada kedua tetangganya.

"Korban Nur Rois mengalami luka tusuk di ketiak, dan Maulana Muhammad mengalami luka tusuk di perut. Keduanya dibawa ke Rumah Sakit Roemani," ujarnya.

Ia menuturkan tersangka ditangkap di rumahnya saat itu juga.

Tersangka dijerat pasal 53,340 KUHP atau pasal 351 KUHP ayat 2.

Tersangka diancam hukuman pidana selama 15 tahun penjara.

Tersangka Septian mengaku saat kejadian sempat cekcok dengan tetangganya.

Kemudian dia dipisah oleh warga setempat.

"Namun kemudian kondisi semakin memanas hingga terjadi hal tersebut," ujar dia.

Dia melabrak tetangganya tersebut karena merasa dikhianati.

Dirinya merasa tetangganya tersebut telah merebut lahan parkir yang sebelumnya dikelola oleh keluarganya

"Saya merasa korban ini seperti 'Sengkuni' karena mengkhianati. Karena selama ini telah dibantu keluarga saya. Tapi saat keluarga saya sedang jatuh, kok seakan-akan ingin menguasai lahan parkirnya," Jelasnya

Menurutnya, saat menyambangi rumah korban, keluarganya malah menantang.

Bahkan dia sempat dilerai oleh warga yang dilokasi tersebut.

"Tapi saat itu anaknya malah ikut campur dan menantang," ujarnya.

Septian mengakui bahwa dalam keadaan pengaruh alkohol saat mendatangi korban.

Baca juga: Wakapolri Komjen Gatot Tinjauan Vaksinasi di Brebes, Imbau Daerah Tidak Euforia

Baca juga: Pelaku Pembunuh Anak Kandung di Brebes Belum Ditetapkan Tersangka, Ini Alasan Polisi

Dia pun telah menyiapkan senjata tajam yang ditempatkan diselipkan di celananya bagian kanan.

"Saya bawa senjata untuk jaga-jaga karena di situ biasa jadi tempat togkrongan. Terlebih anak korban juga bandar obat dan rumahnya sering dibuat tongkrong. Makanya saya bawa senjata buat jaga-jaga kalau dikeroyok," tutur dia.

Ia menuturkan omzet yang didapat dari parkir dalam sehari mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.

Hal tersebut membuatnya berani mendatangi korban yang selama ini telah dibantu keluarganya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved