Berita Jateng

Harga Minyak Goreng di Tegal Rp 18 Ribu per Liter, Stok Barangnya Langka

Harga minyak goreng di pasar tradisional Kota Tegal, masih tergolong tinggi dan belum sesuai harga eceran tertinggi (HET). 

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Moch Anhar
Dokumentasi
Suasana toko kebutuhan sembako di pasar tradisional Kota Tegal, Senin (14/3/2022). Banyak pedagang kehabisan stok minyak goreng curah dan kemasan. 

TRIBUNMURIA.COM, TEGAL - Harga minyak goreng di pasar tradisional Kota Tegal, masih tergolong tinggi dan belum sesuai harga eceran tertinggi (HET). 

Bahkan, kini minyak goreng sedang langka. 

Baik minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah. 

Pedagang di Pasar Kejambon, Sobirin (70) mengatakan, minyak goreng curah menjadi langka dan susah didapatkan sejak seminggu terakhir. 

Padahal biasanya selalu ada. 

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Kabupaten Tegal Bervariasi Mulai Rp 16 Ribu - 17 Ribu Per Liter

Baca juga: Perkuat Persiapan PON 2024, Porserosi Jateng Gelar Latihan Atlet Bersama

Baca juga: Puluhan Korban Banjir Akibat Luapan Sungai Jompo Purbalingga Terima Bantuan

Ia biasanya mendapatkan pasokan 5 jerigen atau sekira 15 liter per hari. 

Kini, tiga hari sekali baru bisa dapat 5 jerigen. 

"Iya langka semuanya. Minyak kemasan belum ada yang masuk ini. Minyak goreng curah ya belum ada," kata Sobirin, kepada TribunMuria.com, Senin (14/3/2022).

Sobirin mengaku heran, minyak goreng curah bisa ikut-ikutan langka seperti minyak goreng kemasan. 

Selain itu, harganya pun masih tinggi dan belum sesuai HET. 

Harganya Rp 17 ribu per liter. 

Lalu, ia jual ke masyarakat dengan harga Rp 18 ribu per kilogram 

"Tidak hanya curah, minyak goreng kemasan yang katanya subsidi, nyatanya masih mahal. Saya ambil dari sales distributor Rp 17 ribu per liter," ujarnya. 

Sobirin berharap, permasalahan minyak goreng bisa diatasi oleh pemerintah kota melalui dinas terkait. 

Karena dampaknya kepada masyarakat kecil dan pedagang makanan. 

Selain itu, menurutnya, operasi pasar yang dilakukan pun belum merata. 

Belum ada dampak dari operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah kota. 

"Harapanya segera diatasi persoalan minyak. Kasihan masyarakat," ungkapnya. 

Pedagang di Pasar Pagi, Rofik (49) mengatakan, minyak goreng kemasan dan curah sedang susah. 

Pengiriman dari agen pun saat ini telat. 

Baca juga: Habis Masa Jabatan, Gubernur Jateng Periksa Bupati Batang Wihaji dan Wakil Bupati Suyono

Baca juga: Bupati Karanganyar Terima 10 Pemuda Program PKKP, Beri Motivasi Sesama Pemuda Bangun Desa

Biasanya, ia mendapat kiriman minyak goreng curah dua kali dalam seminggu. 

Kini dua minggu hanya mendapat satu kiriman saja. 

"Minyak goreng curah kosong dari seminggu terakhir. Pengirimannya jadi terlambat," katanya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved