Berita Pati

Meski Ada Kenaikan Harga Tempe-Tahu, Pedagang Penyetan di Pati Tidak Naikkan Harga

Kenaikan harga produk olahan kedelai, yakni tempe dan tahu, juga turut dirasakan oleh pedagang kuliner di Pati.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Pelanggan menikmati hidangan di warung Sambel Pee Simbok, Jalan Penjawi, Randukuning, Pati, Sabtu (5/3/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, PATI - Kenaikan harga produk olahan kedelai, yakni tempe dan tahu, juga turut dirasakan oleh pedagang kuliner di Pati.

Namun, kenaikan harga tidak terlalu signifikan, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap omzet penjualan.

Hal tersebut disampaikan Diah Muzaroah, pemilik warung penyetan Sambel Pee Simbok yang berada di Jalan Penjawi, Randukuning, Pati.

Baca juga: Polres Kendal Sandang Predikat Pelayanan Prima, 3 Terbaik di Jateng

Baca juga: PAD Kendal Sektor PBB Ditarget Rp 105 Miliar, Pemkab Minta Warga Bayar Tepat Waktu

Baca juga: Kabar Gembira BTP Batang Segera Dibuka, Siap Jadi Sentra Oleh-oleh

"Harga tempe tahu naik tapi cuma sedikit. Tempe (bungkus) daun yang biasanya Rp 450 per biji jadi Rp 500. Tempe blok yang semula Rp 9.500 jadi Rp 10 ribu. Tahu kenaikannya sedikit juga. Sebungkus mulanya Rp 3.500 jadi Rp 4 ribu. Kalau ukurannya, baik tempe maupun tahu masih sama," ujar dia saat ditemui, Sabtu (5/3/2022).

Meski ada kenaikan harga, lanjut Diah, pihaknya tidak menaikkan harga menu makanan di warungnya.

Warung Sambel Pee Simbok sendiri menyediakan aneka menu penyetan yang dalam penyajiannya juga dilengkapi dengan tempe dan tahu goreng.

Di antaranya ikan pee, ikan manyung, ayam, telur, ikan nila, ikan lele, dan aneka ikan lainnya.

Ada pula menu paket tahu tempe, paket tempe penyet, dan tahu penyet. Ketiga menu yang penyajiannya sudah dilengkapi nasi, lalapan, dan sambal ini dibanderol dengan harga Rp 9 ribu.

"Menu di sini harga tetap sama, nggak saya naikkan. Pelanggan sudah pada tahu, jadi tidak bisa kami kurangi kualitas. Termasuk ukurannya juga sama," kata dia.

Baca juga: Berkah Viral Diposting Ganjar, Pokdarwis Girpasang Klaten Raup Pendapatan Rp75 Juta Per bulan

Baca juga: Awal Tahun 2022 Dinsos Batang Catat Ada Empat Pengajuan Adopsi Anak, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi

Baca juga: Pelaksanaan PTS SMPN di Kudus Dibatasi 50 Persen, Ahadi: Lancar Tak Ada Masalah

Dibanding harga produk olahan kedelai, lanjut Diah, pihaknya justru lebih merasakan kenaikan harga dan kesulitan memperoleh minyak goreng.

"Yang sangat terasa justru minyak. Kalau bahan baku masakan malah tidak begitu terasa. Minyak subsidi masih susah. Kalau beli di toko, dibatasi satu hari cuma 10 kilo. Itu pun harus pagi banget, agak siang sudah habis. Itu yang harga subsidi di toko langganan kami. Kalau minyak kemasan harganya naik banyak," tandas dia. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved