Berita Blora
Bedol Desa Warga Terdampak Bendung Gerak Karangnongko Blora, Bupati: Ada 5 Desa yang Dipindah
Bedol Desa Warga Terdampak Bendung Gerak Karangnongko Blora, Bupati: Ada 5 Desa yang Dipindah
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Pembebasan lahan untuk proyek pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora ditargetkan selesai tahun ini.
Bupati Blora, Arief Rohman mengaku, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sudah bersurat untuk menuntaskan perihal pembebasan lahan ini.
"Rencana lahan masyarakat yang terdampak pembangunan akan dimintakan lahan pengganti di lahan KHDTK UGM sekitar 300 hektar," ucapnya kepada tribunmuria.com, Rabu (2/3/2022).
“Konspenya nanti dipindah. Bedol desa. Perumahan dipindah dengan segala penunjang sesuai yang ada di sana,” terangnya.
Proyek nasional yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Kementerian PUPR bisa dimulai tahun depan.
"Harapannya, proyek ini nanti bisa berjalan sesuai harapan kita semua," harapnya.
Menurutnya, jika lahan selesai tahun ini, tahun depan pembangunan bisa dilakukan.
Ada lima Desa di Kecamatan Kradenan yang bakal terdampak genangan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko.
Mulai dari Desa Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, Megeri dan Mendenrejo.
Sejumlah warga di lokasi tersebut akan terdampak relokasi proyek nasional ini.
“Kita ajak masyarakat untuk diskusi dan relokasi. Nanti jadi kawasan baru."
"Baik perumahan yang dibangun oleh Dirjen Perumahan maupun UGM," jelasnya.
"Konsep perumahan terkonsep. Lengkap seperti kondisi masyarakat yang ada seperti sekarang."
"Mulai kegiatan sosialnya seperti apa, penunjang kesehatan, tempat ibadah, perekonomiannya, termasuk air bersih, akses jalan dan lainnya,” tegasnya.
Sebagai informasi, proyek ini telah ditetapkan menjadi proyek strategis nasional tercantum dalam Perpres nomor 79 Tahun 2019.
Rencananya, proyek nasional Bendung Gerak Karangnongko ini akan membendung Bengawan Solo.
Memisahkan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora dengan Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.
Ada sembilan pintu air yang bakal dibangun. Mengaliri lahan seluas 1.747 hektare untuk Blora dan 5.203 hektare untuk Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, Proyek Strategis Nasional ini bisa memenuhi kebutuhan air baku PDAM sekitar 2,15 juta meter kubik atau 100 liter per detik.
Sebenarnya, desain pekerjaan yang akan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo sudah jadi.
Perhitungannya juga sudah selesai. Tinggal proses pembebasan lahan warga.
Bendung Gerak Karangnongko nantinya akan dibangun dengan tipe concrete gravity dengan anggarannya mencapai Rp 2,5 Triliun.
Daerah tangkapan seluas 10,03 KM2. Serta berdaya tampung efektif sebesar 59,1 juta m3.
Infrastruktur tersebut diproyeksikan mampu memberikan pasokan Daerah Irigasi (DI) Karangnongko kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 Ha dan D.I. Karangnongko kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.747 Ha. (kim)