Dampak Minyak Goreng Langka, Pelaku UMKM di Banyumas Kurangi Produksi

TRIBUNMURIA.COM, BANYUMAS - Kelangkaan minyak goreng dikeluhkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas.

Untuk mengurangi rugi besar, para pengrajin terpaksa mengurangi jumlah produksi.

Salah satunya yang terjadi di salah satu pengusaha UMKM kue tambang dan tahu goreng di Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Seperti yang banyak orang ketahui sektor usaha ini sangat mengandalkan minyak goreng sebagai bahan baku pembuatan kue tambang dan bom boloni.

Pengrajin kue tambang, Fikri S (40) mengatakan, kelangkaan minyak goreng sangat berdampak pada proses produksi. 

"Dari yang mulanya 75 kilogram kini menjadi 50 kilogram saja".

"Saya tidak berani mengecilkan ukuran takut kehilangan pelanggan". 

"Saya berharap pemerintah menstabilkan harga bahan baku serta pengadaan minyak goreng," katanya, Kamis (17/2/2022). 

Sementara itu pengrajin Tahu Goreng, Ratno mengatakan Ia juga terpaksa mengurangi jumlah tahu untuk per bungkusnya. 

"Untuk mengurangi kerugian saya mengurangi per bungkusnya dari 8 menjadi 6 isinya meski peminatnya kurang". 

"Saya juga mengurangi proses produksi dari 40 kilo jadi 30 kilo".

"Harusnya pemerintah segera menstabilkan harga dan minyak ada di pasaran," ungkapnya. 

Kedua pelaku UMKM ini merupakan pembuat sekaligus penjual yang mengandalkan minyak goreng sebagai bahan baku utama untuk proses produksi mereka. 

Mereka berharap bahan baku kedelai dan minyak goreng dapat segera normal di pasaran. (*)