Penggusuran LI Pati

MUI Sebut Wakaf Bangunan Eks Karaoke Permata LI Pati untuk Pesantren Tak Sah, Ini Alasannya

MUI Nilai Wakaf Bangunan Eks Karaoke Permata Lorong Indah Pati untuk Pesantren Tak Sah, Ini Alasannya. wakaf eks karaoke permata lorong indah pati

TribunMuria.com/Saiful Masum
Kondisi bangunan eks Kafe Karaoke Permata di kawasan prostitusi Lorok Indah alias Lorong Indah Pati yang belum sepenuhnya dibongkar, Jumat (4/2/2022). Bangunan tersebut telah diwakafkan pemiliknya untuk pondok pesantren An-Nuriyah Soko Tunggal asuhan Gus Nuril. 

Wakaf hanya sebagai tameng

Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pati, Itqonul Hakim, mendukung penuh langkah yang telah dilakukan Pemkab Pati tersebut. 

Ia setuju pemerintah daerah menggusur habis bangunan di sana, sekalipun terdapat satu bangunan yang telah diwakafkan pemiliknya kepada pondok pesantren.

Pantauan TribunMuria.com di lapangan pada Jumat (4/2/2022) siang, bangunan bekas Kafe Karaoke Permata milik Musyafak itu baru sebagian yang dibongkar.

Sebelumnya, bangunan itu telah diwakafkan untuk Pondok Pesantren Yayasan An-Nuriyah Soko Tunggal asuhan KH Nuril Arifin Husein, yang lebih dikenal dengan nama Gus Nuril. 

Bahkan, sebelum Pemkab Pati melakukan eksekusi penggusuran, bangunan telah dipasangi spanduk Pondok Pesantren An-Nuriyah 7.

Itqon menilai, pemasangan plang pondok pesantren hanya menjadi tameng untuk menghalangi upaya penggusuran.

"Memang tidak kita pungkiri, bahwa di situ terpampang plang pondok pesantren. Juga ada foto-foto kiai khos."

"Namun, dari sumber info valid menyebutkan bahwa plang pondok pesantren itu baru dipasang setelah Pemda merespons aspirasi semua pihak dengan kebijakan perobohan kawasan prostitusi LI, mengacu pada aturan-aturan yang ada."

"Siapapun boleh mengecek ke warga Pati, begitu mendengar kata Lorok Indah maka sudah pasti itulah sarang prostitusi," tegas dia saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, Jumat (4/2/2022).

Itqon beranggapan, ada oknum yang sengaja bermain-main dengan menggunakan pesantren sebagai perisai untuk menghindari proses penertiban LI.  

"Na'udzubillah jika ada manusia yang tega menggunakan pesantren sebagai bumper prostitusi."

"Saya ini lahir di lingkungan pesantren, belajar juga di pesantren, pulang pun tinggal di lingkungan pesantren, jadi paham betul dengan pesantren."

"Dan dipastikan kawasan LI itu tidak ada pesantren, adanya prostitusi yang nyamar jadi pesantren, biar tidak dirobohkan oleh Pemda," tegas dia.

Dia menambahkan, bangunan itu bukanlah pesantren, melainkan bangunan bertingkat dengan kamar-kamar yang identik dengan nuansa prostitusi.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved