"Insya Allah dua kampus besar di Surabaya ini akan membantu kita dalam pembangunan Blora kedepan. Tentunya sesuai disiplin ilmu yang ada melalui program pengabdian masyarakat di Kabupaten Blora,” lanjut Bupati.
Untuk Unair, pihaknya akan jajaki kerjasama pembangunan SDM, pengembangan dan pendampingan peternakan, kesehatan, wisata, UMKM, dan industri ekonomi kreatif.
"Semoga kelak Unair juga punya desa binaan di Kabupaten Blora,” ujar Bupati.
Sedangkan di Unipa Surabaya, Bupati menyampaikan bahwa Ketua PPLP PT PGRI Surabaya, Sutijono yang merupakan pendiri Unipa merupakan tokoh asli Blora.
“Pak Sutijono merupakan Diaspora Blora, beliau ingin kampus Unipa bisa ikut berkontribusi membantu pembangunan Blora, kampung halamannya. Sehingga kita lakukan MoU dengan Rektor Unipa," ungkapnya.
Semakin banyak perguruan tinggi yang menjalin kerjasama dengan Pemkab Blora, semoga semakin banyak peluang pembangunan SDM berkualitas.
"Melalui pemberian beasiswa, maupun program program pengabdian masyarakat,” terang Bupati.
Menurutnya, peran perguruan tinggi sangat diperlukan hadir di daerah untuk membantu percepatan pembangunan.
"Dengan ilmu yang ada di kampus, diharapkan bisa langsung diaplikasikan di masyarakat," tutupnya.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih, menyambut baik penandatanganan MoU dengan Bupati Blora.
Meskipun beda provinsi, namun pihaknya menyatakan siap membantu Blora yang ada di Jawa Tengah.
“Apalagi di Unair ini ada guru besar asli Blora, Prof. Imam Musthofa. Lewat beliau, kita akan hadir untuk Blora. Saatnya para ahli ini bisa turun ikut membangun daerah asalnya," ucapnya.
"Program program yang disampaikan Pak Bupati tadi banyak. Kita bisa pertajam nanti melalui perjanjian kerjasama,” ungkapnya.
Dirinya juga tertarik dengan program Satu Desa Dua Sarjana yang disampaikan Bupati.
Menurut Rektor yang juga santri ini, program tersebut bisa langsung disambungkan dengan Unair.