TRIBUNMURIA.COM, PATI – Para orangtua dari anak-anak Raudhatul Athfal (RA) Al-Huda, Desa Pasuruhan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, kini punya solusi agar putra-putri mereka bisa tetap belajar ketika sekolah ditutup karena banjir.
Lewat program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) mereka mendapatkan media pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan di rumah.
Untuk diketahui, Desa Pasuruhan termasuk wilayah yang menjadi langganan banjir. Setiap tahun saat puncak musim penghujan, banjir bisa menggenang hingga 1-2 bulan.
Ketika banjir, sekolah biasanya diliburkan. Anak-anak pun meninggalkan kegiatan belajar.
Dalam hal ini, Tim Universitas Ivet (Unisvet) Semarang berkolaborasi bersama Tim Universitas Negeri Semarang (Unnes) melalui Program Kosabangsa demi memberikan solusi atas permasalahan ini.
Mereka memberikan media pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering, & Mathematics (STEM) yang bisa diterapkan di rumah untuk pendidikan anak usia dini.
Media pembelajaran tersebut berupa puzzle tangram-7, drawing and sticking books (transportation edition, people edition, animal edition, dan thematic edition) untuk menumbuhkan kreativitas anak.
Ada pula Smart Bricks sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan coding dan robotik pada anak usia dini.
Selain itu ada juga Metamorfosis Katak (mengenal konsep matematika dan IPA sejak dini), serta pembiasaan hidup sehat dengan buku saku (Makanan Bergizi, Kebersihan Pribadi, Imunisasi, Pencegahan Penyakit Menular, dan Dokter Kecil).
Tim Kosabangsa menghadirkan para guru, orang tua, serta siswa-siswi RA Al-Huda untuk berpraktik menggunakan media pembelajaran tersebut. Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Pasuruhan, Minggu (1/12/2024).
Kepala RA Al-Huda Pasuruhan, Siti Zainab, bersyukur dengan adanya program ini. Menurut dia, sebelum ada program ini, saat banjir anak-anak tidak belajar sama sekali.
“Di sini setiap tahun banjir. Sekali banjir 1-2 bulan sekolah libur. Biasanya Desember-Januari-Februari, puncak musim penghujan."
"Dengan program ini, in syaa Allah anak bisa belajar di rumah didampingi orang tua. Supaya saat banjir anak tidak cuma main air saja,” kata dia.
Arif Widyatmoko, M.Pd., Ph.D., anggota Tim Pendamping Kosabangsa dari Unnes, mengatakan bahwa media pembelajaran berbasis STEM diimplementasikan dalam program Kosabangsa ini.
“Kami memperkenalkan pembelajaran coding dan robotik kepada guru-guru RA, siswa-siswi, serta orang tua. Bagaimana kita melakukan coding dan robotik tanpa laptop,” ucap dia.
Arif berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi guru dan keterampilan anak-anak dalam hal daya kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah.