"Yang kedua, Hanyaken Musuh dimaknai melalui peran Polri dalam upaya pencegahan dan memberantas kejahatan di tengah masyarakat. Kalau dalam bahasa ulama adalah amar ma'ruf nahi munkar," jelas Kapolda.
Tekad Polri dalam rangka mempertahankan negara juga teguh sebagaimana nilai yang terkandung dalam prinsip Gineung Pratidina. Dan yang terakhir, prinsip Tan Satrisa tergambar melalui pelaksanaan tugas yang tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.
Sebagai abdi utama pada nusa dan bangsa, sebagaimana lambang Rastra Sewakottama, Polri dalam pelaksanaan tugas tidak mengharapkan imbalan apapun.
"Sehingga ini yang diharapkan terpatri dalam setiap dada anggota Polri dalam memaknai peringatan Hari Bhayangkara ke-78."
"Mari kita berikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa dan negara. Karena Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa," tandas Kapolda.
Pada kesempatan tersebut, Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya turut bangga atas momen kebersamaan yang tergambar antara Polri, TNI dan seluruh elemen masyarakat di acara tersebut.
Dirinya menyebut sinergitas TNI-Polri dengan seluruh elemen masyarakat tidak bisa dipisahkan.
"Ini luar biasa, para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pimpinan TNI-Polri bisa hadir di kegiatan ini sangat membanggakan."
"Saya yakin segala permasalahan di negeri ini bisa dipecahkan. TNI-Polri adalah benteng yang memperkuat bangsa ini," pungkasnya. (*)