"Saya melihat dan ingin berpartisipasi untuk memberikan tambahan koleksi di Museum Kretek. Kudus tidak boleh hanya diam saja selain menyandang nama kota kretek."
"Harus bisa dikonsep jadi jujukan destinasi wisata, sehingga semua orang bisa teredukasi atas koleksi yang ada," ucapnya.
Menurut Arief, usia perjalanan PT Nojorono sudah berdiri kurang lebih 91 tahun. Meja linting dan satu set perlengkapan linting yang dihibahkan ke Museum Kretek diyakini menjadi bagian saksi sejarah dari perjalanan perusahaan, meskipun tahun penggunaannya tidak diketahui secara pasti.
Kata dia, penghibahan koleksi ini tidak hanya sekadar memindahkan meja dari gudang perusahaan saja.
Juga menjadi daya tarik sebuah alat yang dulu digunakan untuk memproduksi rokok Minak Djinggo, pelopor Inovasi sigaret kretek tangan (SKT)
Pihaknya sudah menyiapkan tembakau khusus yang tidak bisa dikonsumsi sebagai sarana bagi pengunjung Museum Kretek untuk mencoba alat.
"Kami berterimakasih bisa digandeng untuk mengembangkan Museum Kretek."
"Melalui alat linting ini menjadi refleksi kita membayangkan kisah perjuangan masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian utama di bidang rokok pada waktu itu."
"Sejarahnya tak ternilai dan perlu diapresiasi," ucapnya.
Pj Bupati Kudu, M Hasan Chabibie menambahkan, Museum Kretek jadi salah satu nafas masyarakat Kudus.
Sehingga dimungkinkan bahwa usia industri rokok yang ada sama dengan usia tumbuhnya Kota Kretek.
Meski dalam perjalanannya terjadi evolusi produksi.
Panjangnya proses perjalanan industri rokok di Kudus membuat eksistensi industri rokok tetap terjaga dengan baik.
Di mana perkiraan pekerja rokok di Kudus saat ini di angka 1/10 dari jumlah penduduk yang ada. Tersebar di 103 industri rokok kecil hingga skala besar.
Kata dia, rokok sudah menjadi DNA masyarakat Kudus. Butuh upaya untuk merekam masing-masing perjalanan itu agar bisa dilihat dan memberi manfaat hari ini hingga di masa yang akan datang.
"Museum ini bisa jadi cerita hidup perjalanan rokok. Masyarakat Kudus wajib berbangga atas kekayaan kretek di Kudus."
"Jadi sarana edukasi masyarakat lebih luas lagi, jadi nafas peradaban di Kabupaten Kudus," ujarnya.
Hasan berharap, ke depannya perusahan-perusahaan lain berperan aktif dalam menyalurkan hibah koleksi di Museum Kretek. Terutama koleksi di zaman lampau yang jadi kekayaan spesial. (sam)