"Saya sama keluarga kemarin sudah sempat mengungsi di Tanggulangin, Kudus, tapi ternyata tanggul Sungai Wulan jebol lagi, jadi naik airnya."
"Sekarang ya di sini, (kolong Jembatan Tanggulangin) yang agak tinggi," ujarnya.
Menurut Astuti, warga tak bisa menjangkau lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah Demak, yang berada di Kedungwaru Lor dan Gajah.
"Kalau ke sana tidak bisa tidak ada aksesnya," tuturnya.
Jalur alternatif yang bisa dilalui
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Sonny Irawan mengatakan, untuk perjalanan arah Demak-Kudus maupun sebaliknya dialihkan melalui Trengguli arah Mijen arah Jepara.
"Karena jebol lagi tanggul di Karanganyar (lalu lintas dialihkan)," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat berhati-hati saat melakukan perjalanan menuju jalur Pantura mengingat ancaman cuaca ekstrem.
"Cuaca ekstrem bisa menyebabkan luapan banjir ke jalan raya," kata dia.
Selain itu, pengguna jalan juga diminta untuk selalu update informasi soal kondisi lalu lintas agar tak terjebak banjir saat perjalanan.
"Selalu monitor dan update informasi agar tak terjebak banjir," imbuhnya.
11 kecamatan di Demak terendam
Terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 89 desa di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Demak terendam banjir, Senin (18/3/2024).
Selain curah hujan yang tinggi sejak beberapa waktu terakhir, banjir di Kabupaten Demak juga dipicu jebolnya tanggul Sungai Wulan, turut Kecamatan Karanganyar, pada Minggu (17/3/2024).
"Banjir yang dipicu jebolnya tanggul Sungai Wulan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya hal seperti ini terjadi pada awal Februari 2024," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya.