TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Satu anak meninggal dunia akibat tersengat listrik saat bermain di lokasi banjir, turut area persawahan Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jumat (15/3/2024).
Fastabiqhul warga sekitar, mengatakan saat itu dirinya melihat anak-anak yang bermain di jalan area persawahan yang terendam banjir, meminta tolong.
Saat itu dia datang langsung menolong dengan menggunakan kayu, untuk melepaskan genggaman tangan anak yang tersengat listrik pada tiang lampu.
Baca juga: Kronologi 3 Santri Kudus Tewas Tenggelam saat Main Perahu, Ditemukan 2 Jam Setelah Kejadian
Baca juga: UPDATE Kondisi Banjir di Jalan Kaligawe Jalur Pantura Kota Semarang, Bisa Dilintasi Truk Besar
Baca juga: Pemkab Jepara Dirikan Dapur Umum untuk Makan Sahur Warga Terdampak Banjir, Sediakan 3.500 Porsi
"Ada anak-anak minta tolong terus saya tolongin ternyata ada anak kesetrum, terus langsung saya tolongin dengan bambu," ucapnya.
Setelah dirinya berhasil menolong anak itu, dia membawanya ke pinggir ke tempat yang lebih kering.
"Saat sudah ditolongin, dua anak itu sudah dalam kondisi lemas tidak sadarkan diri gitu. Dia kesetrum habis megang tiang lampu," tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Mejobo, AKP Rusmanto membenarkan adanya kejadian tersebut pada Jumat (15/3/2024).
Bahwa dua anak yang tersengat listrik yakni FLK (13) dan R (13).
Kedua anak tersebut langsung di larikan ke puskesmas sekitar untuk mendapatkan perawatan.
Namun FLK dinyatakan meninggal dunia dan R dinyatakan selamat.
"Saya mengimbau kepada masyarakat, kecamatan Mejobo, khususnya dengan adanya banjir ini saya mengimbau agar tidak bermain main dan juga hati-hati saat melintasi jalan."
"Karena genangan air di Mejobo masih terbilang tinggi," tandanya.
Diinformasikan, pada hari Jumat (15/3/2024) di Kecamatan Mejobo Kudus, ditemukan lima orang meninggal dunia, satu seorang perempuan di Desa Temulus meninggal dunia terseret banjir saat bersepeda dan tiga orang santri di Desa Kirig yang tenggelam seusai bermain banjir, serta satu bocah laki-laki yang tersetrum seusai bermain banjir.
Kronologi 3 santri tewas tenggelam di Mejobo
Sebelumnya diberitakan, meninggalnya tiga pelajar dari lima pelajar yang bermain perahu kecil (sampan) di rawa-rawa Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus pada, Jumat (15/3/2024) sempat menggemparkan warga sekitar.
Mereka adalah santri di Yayasan Assa'idiyyah Kudus yang menempuh pendidikan di tingkat SMP, MA, dan SMK.
Sebelum kejadian, kegiatan santri Yayasan Assa'idiyyah selepas salat Subuh adalah mengaji.
Setelah itu para santri mulai persiapan untuk sekolah, di antaranya mengantre mandi.
Di sela-sela menuju kegiatan sekolah, lima santri asal Kabupaten Pati, Jepara, dan Demak bermain sampan di area rawa-rawa tak jauh dari tempat belajar.
Lima santri itu berangkat bersama dari asrama yayasan menuju rawa dengan membawa sampan milik warga kurang lebih pukul 06.00 WIB.
Kurang satu jam dari keberangkatan, dua santri berhasil mendarat selamat dibantu oleh seorang warga.
Sementara tiga santri lainnya dilaporkan hilang tenggelam.
Kepala Desa Kirig, Aristiana mengatakan, pihak pemerintah desa mendapatkan laporan terkait pelajar atau santri tenggelam kurang lebih pukul 06.30 WIB.
Saat itu dilaporkan ada lima pelajar yang bermain sampan di rawa-rawa. Kemudian sampan yang digunakan pelajar terbalik hingga menenggelamkan semuanya.
"Setelah kami dapat laporan, kami bergegas ke lokasi. Dari laporan lima pelajar, dua pelajar berhasil diselamatkan, tiga pelajar meninggal tenggelam," terangnya.
Kata Aristiana, proses pencarian jasad korban melibatkan pihak kepolisian dan TNI sejak pukul 07.00 WIB.
Kurang dari 2 jam pencarian, tiga jasad korban berhasil ditemukan. Setelah itu dievakuasi ke lokasi gedung yayasan.
Satu korban ditemukan terlebih dahulu sekiranya pukul 08.15 WIB dalam keadaan meninggal.
Dua korban lain ditemukan pukul 08.55 WIB dalam keadaan meninggal.
Sementara dua korban selamat asal Demak dan Pati diamankan pihak yayasan untuk ditenangkan dari perasaan syok.
"Setelah kami terima laporan, ada proses pencarian di lokasi kejadian. Kemudian tiga korban meninggal ditemukan, dua korban lain selamat."
"Kalau untuk kejadian pastinya kurang paham, kami hanya menerima laporan dan membantu pencarian," tuturnya.
Semua korban merupakan santri di Yayasan Assa'idiyyah Kudus.
Dua korban meninggal asal Pati berinisial AF kelas 10 SMK Assa'idiyyah dan AH kelas 12 MA Salafiyah Ahmad Said.
Sedangkan satu korban meninggal asal Kabupaten Jepara berinisial MNF kelas 9 SMP Islam Terpadu (IT) Assa'idiyyah.
Jasad korban meninggal disucikan di lokasi yayasan, selanjutnya dihantarkan ke rumah duka masing-masing.
Tanggapan Yayasan Assa'idiyah
Sebelumnya diberitakan, nasib nahas dialami tiga santri Yayasan Assa'idiyyah, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.
Ketiga santri tersebut tewas tenggelam setelah bermain perahu sampan di rawa-rawa tak jauh dari tempat belajar, Jumat (15/3/2024) pagi.
Korban tewas merupakan pelajar asal Kabupaten Pati dan Jepara.
Dua korban dari Pati berinisial AF kelas 10 SMK Assa'idiyyah dan AH kelas 12 MA Salafiyah Ahmad Said.
Sedangkan satu korban asal Kabupaten Jepara berinisial MNF kelas 9 SMP Islam Terpadu (IT) Assa'idiyyah.
Ketiga pelajar tersebut meninggal usai bermain perahu kecil (sampan) di rawa-rawa pada Jumat pagi di wilayah Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.
Seorang saksi, Sutarman mengatakan, ada lima pelajar dari Yayasan Assa'idiyyah yang bermain sampan di area sawah yang saat ini menjadi rawa-rawa dampak banjir.
Perahu sampan yang digunakan oleh lima pelajar tersebut milik warga dibawa ke tengah rawa kurang lebih pukul 06.00 WIB selepas mengaji.
Sekiranya pukul 07.00 WIB, Sutarman mendengar ada suara minta tolong dari arah rawa-rawa.
Dia pun bergegas mengambil perahunya untuk berlayar ke arah datangnya suara di tengah rawa.
"Awalnya saya di rumah, tiba-tiba ada suara minta tolong dari arah rawa. Langsung saya ambil perahu, kemudian menuju arah suara minta tolong, ternyata ada perahu terbalik," terangnya di lokasi.
Sutarman menyebut, jarak daratan dengan lokasi kejadian terbaliknya perahu pelajar sekitar 500 meter dengan kedalaman air kurang lebih tiga meter.
Sesampainya tengah rawa, dia hanya bisa menyelamatkan dua pelajar dari Demak dan Pati yang bisa bertahan dengan cara berpegangan perahu terbalik. Sementara tiga pelajar lainnya tenggelam.
"Pas saya selamatkan dua anak, dia (pelajar) minta tolong selamatkan 3 anak lain. Situasinya yang tiga anak ini tenggelam. Yang penting saya waktu selamatkan yang bisa saya selamatkan dulu," ujarnya.
Kata Sutarman, biasanya pelajar bermain sampan milik warga tak jauh dari daratan, sehingga terpantau oleh pengurus yayasan dan warga sekitar.
Namun, lima pelajar tersebut bermain sampan cukup jauh saat kedalaman air di rawa-rawa lebih dari dua meter dampak banjir.
Setelah menyelamatkan dua pelajar, Sutarman meminta bantuan kepada pihak yayasan dan warga sekitar agar bisa diambil tindakan.
"Cuacanya sekitar rawa anginnya kencang dan airnya dalam. Dilaporkan ke pemerintah desa dan kepolisian, baru ada upaya pencarian meninggal tiga pelajar," tuturnya.
Dua korban selamat berinisial I dan A saat ini sudah diamankan oleh pihak Yayasan Assa'idiyah.
Sementara tiga jasad korban berhasil dievakuasi pada pukul 09.15, selanjutnya dibacakan tahlil, disucikan, kemudian dihantarkan ke rumah duka masing-masing.
Kepala MA Salafiyah Ahmad Said, Safuan menerangkan, kegiatan santri atau pelajar di Yayasan Assa'idiyyah selepas Subuh adalah mengaji.
Setelah itu, pelajar antre mandi sebelum kegiatan sekolah seperti biasanya.
"Habis (setelah) ngaji ada yang persiapan untuk mandi, karena hari ini masih masuk sekolah."
"Kemudian ada yang mandi, ada yang main. Sudah diperingatkan tadi beberapa santri untuk tidak main sampan," jelasnya.
Meski sudah ada yang memperingatkan pelajar agar tidak main sampan oleh pengurus yayasan dan pelajar lain, namun lima pelajar nekat bermain sampan di rawa-rawa tak jauh dari gedung yayasan.
Pihak yayasan pun kaget ketika dua pelajar pulang dengan selamat setelah ditolong warga, sementara tiga pelajar lain dikabarkan tenggelam.
"Keterangan dari yang selamat, perahu terguling di rawa, kemudian ada waga menolong. Dua pelajar selamat, tiga pelajar lainnya ditemukan meninggal," tuturnya.
Menurut Safuan, pihak yayasan sudah menghubungi keluarga korban terkait peristiwa ini.
Korban meninggal rencananya bakal dihantarkan ke rumah duka masing-masing setelah disucikan.
Jajaran petugas kesehatan dari Puskesmas setempat dan petugas Inafis Polres Kudus turut serta di lokasi kejadian.
"Setelah jasad korban dicek Inafis dan petugas kesehatan, kemudian disucikan."
"Setelah itu menunggu keluarga korban, selanjutnya dihantarkan ke rumah duka masing-masing. Karena keluarga korban sudah diberitahu semua," jelasnya. (rad)