Dia juga menanggapi munculnya kabar pembunuhan karakter yang ditujukan padanya.
"Tidak apa-apa saya ini orang beriman, apapun yang dilakukan, penzaliman, (penggiringan) opini publik itu, Gusti tidak sare."
"Saya santai saja dalam artian saya sudah mengabdi dengan tulus di UMK," sambungnya.
Selain itu, selama ini dia mengabdi di UMK juga sudah dilakukan dengan baik.
"Mohon maaf ya, saya ini perempuan saya menjabat itu mengorbankan jiwa raga."
"Saya berangkat fajar pulang malam untuk pembenahan dan kebaikan UMK," katanya.
Dari informasi yang dia dapatkan, munculnya serangkaian demo yang berbuah pada surat tersebut ada campur tangan dari luar.
"Kalau itu ada penguasa luar yang ikut-ikut dan hanya sepihak, ada pemicunya, membabat saya dan pak Rektor itu tujuan akhirnya," terangnya.
Dirinya juga menanggapi adanya demo yang terjadi.
"Mahasiswa dan alumni itu terpecah. Tidak semuanya alumni dan mahasiswa yang ikut demo," tutupnya.
Untuk langkah ke depannya, dia siap untuk mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
"Langkah selanjutnya, saya tidak bersalah silakan buktikan kesalahan saya."
"Dukungan di belakang saya juga banyak, tidak muncul seperti massa sekian dan alumni."
"Itukan hanya muncul segilintir alumni dan mahasiswa yang di-setting itu saya diberitahu kok," jelasnya.
Perihal polemik dirinya diduga mengintimidasi mahasiswi PGSD, saat gladi bersih wisuda, ia membantahnya.