TRIBUNMURIA.COM, WONOSOBO - Kabupaten Wonosobo memiliki beragam destinasi wisata. Baik wisata alam maupun buatan.
Jika ke Wonosobo, wisata Batu Pandang Ratapan Angin bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang harus dimasukkan dalam daftar kunjungan.
Wisata ini menonjolkan ciri khas batuan alami. Tak hanya itu, kita juga melihat pemandangan Dieng dari atas.
Lokasinya berada Desa Jujugan, Kecamatan Kejejar, Wonosobo. Jika dari pusat kota Wonosobo berkisar 1 jam perjalanan.
Wisata Batu Pandang Ratapan Angin berada sekitar 2.100 MDPL. Dari sini dapat melihat berbagai macam view yang begitu indah.
Untuk mencapai puncak batu tertinggi di wisata ini, harus terlebih dahulu berjalan menaiki jalan yang berundak-undak.
Saat sampai di atas, rasa lelah setelah berjalan menuju puncak dapat terbayarkan dengan suasana sejuk dan pemandangan yang memukau.
Semilir angin nan sejuk menyambut wisatawan di atas yang semakin betah untuk berlama-lama.
Baca juga: Masjid Al-Manshur Tertua di Wonosobo Dibangun Tahun 1847, Makam Kyai Walik Jadi Magnet Peziarah
Baca juga: Wisata Seribu Batu Semliro Desa Rahtawu Suguhkan Pemandangan Appenzell Swiss
Baca juga: Masjid Syeikh Zayed Solo Jadi Magnet Wisata Religi 2023, Jumlah Wisatawan Mancanegara Melonjak
Di puncak batu tertinggi wisata ini terdapat sebuah pohon bernama pohon jodoh. Di sini wisatawan dapat duduk di batang pohon sambil berfoto.
Di sebelah utara, wisatawan dapat melihat indahnya Telaga Warna dan Telaga Pengilon Dieng dari atas, serta Gunung Paru.
Saat momen tertentu terkadang awan melintas di atas telaga ini sehingga wisatawan dapat merasakan sensasi bak di atas awan.
Pada sebelah barat wisatawan dapat melihat wisata Kawah Sikidang, Candi Arjuna Banjarnegara dari kejauhan.
Sementara pada sebelah selatan wisatawan dapat melihat Gunung Pakuwaja, bukit Sikunir, hingga bukit Sikendil.
Waktu yang pas untuk dapat melihat semua keindahan pemandangan ini adalah di jam 07.30 hingga 10.00 pagi.
Sehingga wisatawan dapat berfoto berlatarkan view pemandangan ini. Selain itu juga wisatawan dapat menjajal jembatan yang terbentang antar bebatuan untuk bisa mengambil jepretan momen.
"Wisatanya bagus, apalagi pas di atas pemandangannya indah banget, udaranya juga sejuk," ungkap Yaza salah satu wisatawan.
Berbagai fasilitas juga disediakan untuk memberikan kenyamanan wisatawan seperti mushola, toilet, tempat berteduh, hingga tempat menjual makanan.
Di balik namanya Batu Pandang Ratapan Angin, yang ternyata menyimpan sejarah. Menurut Ahmad Rouf selaku pengelola wisata ini menjelaskan sejarah nama wisata ini.
Konon pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat bersembunyi di goa-goa Batu di sini. Terdapat 3 goa, namun hanya satu goa yang dibuka untuk umum.
"Dahulu di sini sering terdengar seorang yang menangis. Seperti meratapi kesedihan saat orang-orang Dieng dijajah Belanda. Namun saat keluar tidak ditemukan orang menangis hanya terdengar hembusan angin saja," jelasnya.
Akhirnya tempat ini disebut Batu Ratapan Angin atau Batu Pandang Ratapan Angin.
Meski ada beberapa versi mengenai sejarah ini, namun cerita ini yang cukup sering didengar.
Jika tertarik untuk menghabiskan waktu liburan ke wisata ini, cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000 per orang. Buka dari pukul 06.00 pagi hingga 17.00 sore. (ima)