TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Problematika lahan kritis menjadi perhatian khusus Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah.
Pemprov Jateng melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menargetkan lahan kritis di wilayah Jawa Tengah tertangani dalam 3 tahun ke depan.
Seperti contoh penanaman pohon keras untuk penanganan lahan kritis di lereng Pegunungan Kendeng, Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto mengatakan, lahan kritis di wilayah Jawa Tengah sudah mulai ditangani dengan program penghijauan tanaman holtikultura.
Menyasar daerah pegunungan dan perbukitan dengan kategori tutupan lahan dan pelerengan.
Setelah menggencarkan program penghijauan lahan, lanjut Widi, diharapkan lahan-lahan kritis di Jawa Tengah kembali pulih dalam kurun waktu tiga tahun.
"Tinggal menunggu ke depan butuh waktu tumbuh. Mudah-mudahan kita bisa melihat efek positif 3 tahun ke depan bisa hijau semua," terangnya, Rabu (22/3/2023).
Widi menjelaskan, di Jawa Tengah terdapat beberapa lahan kritis yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Menurut dia, lahan kritis akan berdampak menjadi pemicu terjadinya banjir dan erosi apabila tidak ditangani segera mungkin.
Pihaknya membutuhkan forum pemerhati lingkungan di tiap-tiap desa kawasan perbukitan/pegunungan, sebagai penyalur informasi kondisi alam sekitar.
Nantinya, forum kecil yang diharapkan terbentuk di tiap desa ini dapat merencanakan dan memetakan daerah-daerah yang perlu direhabilitasi.
Didukung dengan peran serta pihak swasta ikut andil memberikan perhatian terhadap lingkungan hidup.
"Nantinya kami dampingi sipil teknisnya, ekonomi produktif sektor kehutanan. Dari kelompok kecil tingkat desa, harapan bisa cepat terealisasi."
"Kalau enggak segera ditangani bisa memicu terjadinya banjir," ujarnya.
Widi menaruh harapan besar pada forum pemerhati lingkungan yang dibentuk dari beberapa unsur kalangan.
Bertugas mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan lingkungan dan lahan kritis.