Tapi, dalam pertemuan tersebut tidak ada mufakat.
"Mestinya ketika tidak mufakat, dilaksanakan tahapan berikutnya sebagaimana sosialisai
sebelumnya, tetapi nyatanya tidak demikian," ujarnya.
Dia menegaskan, proses hingga keputusan sidang tak konsisten dan mengingkari hal-hal yang telah menjadi keputusan bersama semua pimpinan PAC.
"Tatib dibaca cepat dan tahu-tahu pimpinan sidang memutuskan nama calon yang jadi."
"Ini Konfercab apa-apaan kok seperti dagelan," katanya.
Ketua PAC Ansor Guntur, Choerul Huda mengungkapkan, bahwa sejak awal panitia tidak netral.
Bahkan keputusan penentuan dilakukan dengan mengingkari keputusan sebelumnya, dan diambil saat belum banyak peserta yang hadir karena masih dalam perjalanan.
"Kami melihat penuh rekayasa, kecurangan dan tidak fair. Konferensi diputuskan saat masih sangat banyak pengurus ranting sedang perjalanan ke lokasi acara."
"Sedangkan yang sampai di lokasi juga tidak boleh masuk, ini benar-benar konferensi dagelan," katanya.
Sebelumnya, ratusan pengurus ranting dan Banser melakukan aksi protes menyusul proses
Konfercab GP Ansor Demak yang dinilai penuh rekayasa dan kecurangan.
Protes semakin memanas lantaran sebagian peserta yang memiliki hak suara Konfercab GP Ansor Demak tidak diizinkan masuk.
Tak kurang dari 700 anggota Banser dari sejumlah PAC pun dilarang menyaksikan kegiatan itu, sehingga bersitegang dengan panitia hingga terjadi aksi dorong di pintu gerbang.
Namun tak berapa lama mereka akhirnya bisa masuk setelah jumlah Banser yang datang semakin banyak.
160 Pengurus Ranting dan 7 PAC tolak hasil Konfercab Sayung
Sementara itu, mantan Ketua PC GP Ansor Demak Nurul Muttaqin yang menjadi bagian dari sasaran protes, dikabarkan ketakutan dan bersembunyi, lalu keluar lewat jendela belakang sekolah tempat berlangsungnya acara.
"Tadi ada yang melihat Nurul Muttaqin keluar lewat jendela dengan memecah kaca, karena
banyak yang mencari dia," kata salah seorang anggota Banser yang ada di lokasi tersebut.