Contohnya, harus melakukan kalkulasi dengan nilai total seperti wawancara, nilai praktek dan nilai tesnya.
Demikianpun juga harus ada transparansi yang jelas terkait nilai-nilainya.
Selain itu, jumlah user ataupun pengguna server juga bisa menjadi acuan. Biasanya tiap server memiliki batas pengguna.
Semisal batasan server adalah 1.000 orang ketika digunakan 2.000 orang akan lamban karena diluar kapabilitas server.
Hal tersebut yang menyebabkan server down yang berdampak pada beberapa orang tidak bisa mengakses server, blank, ataupun akses yang lemot.
Seharusnya pemilihan mitra dalam tes online, pastinya sudah melihat kapabilitas atau pengalaman dari selaku penyedia server.
Ketika pernah dipakai tes 10.000 orang dan berjalan lancar ataupun cepat, maka wajar saja jika dipilih karena bagus.
Tentunya seharusnya sudah melalui tahapan yang secara quality controlnya sudah teruji.
Untuk mengidentifikasi permasalahan hasil yang tidak realtime perlu adanya pengecekan ahli forensik digital.
Sedangkan terkait hasil yang berubah-ubah usai melakukan tes CAT perlu ditelusuri, seharusnya bila nilai tes menjadi penentu kelulusan seharusnya tidak berubah.
Tetapi kalau hasil penilaian tes dan penilaian lain menjadi acuan, hal tersebut bisa menjadi penentu perubahan nilai.
Kalau dari sisi IT perubahan nilai bisa terjadi, misalkan ketika semua orang tidak diterima ataupun sebaliknya hal tersebut bisa terjadi lantaran trouble.
Kalau ada beberapa nilai yang naik ataupun turun, tentunya ada suatu aksi yang bisa menaikan dan menurunkan.
Mungkin, dari akumulasi nilai lainnya, namun jika dari kacamata teknologi, terdapat script yang ketika sudah selesai dia mengambil data dari server lainnya untuk dikalkulasi.
Kalau tidak ada poin lain, terjadi sesuatu yang perlu crosscheck. Kalau di Forensik Digital perubahan naik yang turun bisa dilihat dari histori database ataupun log histori.