Berita Kudus

Korban Banjir Kudus Kekurangan Logistik: Distribusi Makanan Dibatasi, di DPRD Kudus Kurang Lauk

Penulis: Saiful MaSum
Editor: Yayan Isro Roziki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Jati Wetan, Kecatan Jati, Kabupaten Kudus mengungsi di balai desa setempat, Rabu (11/1/2023).

TRIBUNMURIA COM, KUDUS - Pengungsi dan warga korban banjir di sejumlah tempat di Kudus kekurangan logstik.

Pemerintah Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus mulai melakukan penghematan distribusi makanan terhadap warga terdampak banjir, karena keterbatasan logistik yang ada.

Penghematan dilakukan dengan mengurangi jatah makanan yang diberikan kepada korban terdampak banjir yang bertahan di rumah masing-masing.

Baca juga: Banjir Sisakan Lubang Menganga di Jalur Pantura Kudus, 4 Truk Terguling, Kini Diuruk Sementara

Baca juga: Pengungsi Korban Banjir Kudus Mulai Terserang Penyakit, Dewan: Suplai Vitamin Harus Ditingkatkan

Baca juga: Dampak Banjir, Kerusakan Jalan di Kudus Meningkat 30 Persen, Jalan Berlubang Mulai Diuruk

Sementara jatah makanan yang diberikan di posko pengungsian masih tetap sama 3 kali sehari.

Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto mengatakan, sebelumnya pengiriman nasi bungkus kepada warga terdampak banjir yang memilih bertahan di rumah dilakukan sebanyak dua kali.

Namun, jatah nasi bungkus dipangkas hanya sekali dalam sehari sejak akhir pekan lalu.

Dia menegaskan, kebijakan ini diambil dalam rangka menghemat logistik yang ada.

Mengingat bencana banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Kretek masih berlangsung, dan belum bisa dipastikan kapan selesai.

"Kami belum tahu kapan banjir ini selesai, jadi kami lakukan antisipasi saja untuk stok logistik," terangnya, Rabu (11/1/2023).

Korban banjir dapat jatah sekali makan

Menurut dia, stok logistik yang ada di pengungsian diprediksi tidak cukup untuk bulan depan.

Pihaknya sudah melakukan koordinasi kepada masing-masing ketua RT dan RW untuk membantu kebutuhan warganya.

"Kesepakatan bersama, untuk warga yang masih bertahan di rumah masing-masing, kami jatah sekali makan."

"Karena saat ini, tenaganya untuk membungkus makanan juga terbatas," ujarnya.

Menurut Agus, di dapur umum posko pengungsian Jati Wetan harus menyiapkan tiga ribu bungkus makanan setiap hari.

Masing-masing untuk memenuhi kebutuhan 275 pengungsi, dan sisanya kepada warga yang terdampak banjir di rumah masing-masing.

"Untuk kesehatan pengungsi, sudah disiapkan tenaga kesehatan setiap hari untuk mengecek kesehatan para pengungsi. Semoga banjir ini segera surut," tuturnya.

Di pengungsian Aula DPRD Kudus, saat ini masih terdapat 247 jiwa atau 120 KK.

Terdiri dari 235 pengungsi dari Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan dan 12 pengungsi dari Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati.

Koordinator Bagian Dapur Umum DPRD Kudus, Darus Achroni menyampaikan, stok logistik untuk lauk pauk saat ini mulai menipis.

Namun demikian, stok beras yang ada masih cukup untuk beberapa pekan ke depan.

Menurut dia, logistik yang terbatas adalah jenis lauk tempe, tahu, hingga sayur-sayuran.

Sedangkan lauk jenis mie instan masih cukup banyak untuk persediaan ke depan.

"Saat ini kami fokus menyiapkan makanan untuk pengungsi di aula DPRD."

"Untuk program pendistribusian nasi bungkus ke korban banjir lainnya, sementara kami stop, karena keterbatasan tenaga masak," katanya.

Terpisah, Bupati Kudus Hartopo memastikan, stok logistik beras yang ada di posko pengungsian masih cukup untuk satu pekan ke depan.

Tetapi, logistik yang ada akan terus berkurang karena digunakan untuk mencukupi ribuan warga yang membutuhkan.

"Kami sudah koordinasi dengan BPBD untuk menambah stok logistik yang ada."

"Semoga banjir ini bisa segera surut, dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sedia kala," harapnya.

Warga Jetiskapuan harap bantuan

Genangan banjir di sejumlah titik di Kabupaten Kudus tak kunjung usai.

Sudah lebih dari sepekan, banjir merendam Desa Jetiskapuan, Jati, Kudus.

Banjir tersebut hampir merendam 90 persen wilayah tersebut.

Hingga saat ini, ketinggian debet air relatif yakni mulai dari 20 cm hingga 120 cm di 17 RT. 

Kepala Desa Jetiskapuan, Sudirno mengatakan bahwa sebanyak 2300-an jiwa terdampak banjir.

"Banjir hampir merata, daerah ini salah satu yang paling parah. Hampir 90 persen tergenang banjir, bahkan juga termasuk akses jalannya," ucapnya, Selasa (10/1/2023) di Kantor Balai Desa Jetiskapuan.

Hingga saat ini, warga Desa Jetiskapuan hanya mengandalkan bantuan dari donatur, baik logistik maupun obat-obatan hingga pakaian.

"Yang dibutuhkan warga banyak, Alhamdulillah hingga saat ini sudah banyak bantuan yang masuk, dan kemarin sebagian sudah kami salurkan," terangnya.

Menurutnya, bila pihaknya tidak mendapatkan bantuan dari donatur akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, satu diantara donatur, Aliando Alper, perwakilan management The Sato Hotel mengatakan pihaknya berharap bantuan yang pihaknya berikan bisa bermanfaat.

"Kamu juga menyalurkan donasi, diharapkan bisa membantu pemulihan, kami juga ikut merasakan musibah semoga bisa meringankan beban dan memberikan semangat pada warga," ucapnya.

Bantuan yang dia berikan, yakni berupa sembako.

Pintu 8 Wilalung terbuka, banjir segera surut

Sebelumnya, debit air di Bendungan Wilalung saat ini sudah turun dibawah 700 cm, lantaran pintu delapan bendungan sudah diturunkan 22cm.

Sebelumnya, pintu delapan bendungan Wilalung dinaikan sebesar 30 cm pada Senin (9/1/2023) petang.

Ini dilakukan karena ketinggian air penuh dan peres dari pintu.

Pintu delapan Bendung Wilalung sendiri sudah dibuka sejak Jumat (6/1/2023) lalu yakni sekitar 5 cm.

Kemudian pembukaannya terus ditambah hingga mencapai 30 sentimeter.

Akibatnya, air Sungai Wulan yang mengarah ke Sungai Juwana akan menyebabkan beberapa wilayah tergenang banjir di Kabupaten Kudus akan meluas.

Wilayah-wilayah yang terdampak paling banyak dimungkinkan berada di Kecamatan Undaan, sebagian di Kecamatan Jati, Mejobo dan Jekulo

Arif Budianto, Camat Undaan, berharap dengan penurunan pintu bendungan bisa segera menyurutkan banjir yang terjadi di sejumlah titik.

"Pintu delapan yang dibuka yang mengalir kearah Juana kita sudah turunkan dan sisakan 8 cm."

"Kemarin, sungai yang mengalir ke Sungai Juwana sekarang sudah mulai ditutup sesuai SOP," ucapnya, Selasa (10/1/2023).

Nantinya, desa yang terdampak pada peningkatan debit air banjir seperti di Kecamatan Undaan bisa segera berkurang.

"Semoga bisa berangsur surut dan masyarakat sekitar bisa beraktivitas kembali," tuturnya.

Dia juga menambahkan, untuk desa-desa yang terdapat pada Kecamatan Undaan, mulai tadi malam sudah kompak melakukan penjagaan tanggul-tanggul di sekitaran Sungai Lusi dan Wulan.

"Semuanya sudah aman tidak ada masalah kami jaga, sudah ada peninggian tanggul kami juga adakan perawatan serta kerja bakti," katanya. (Sam)