TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Blora mencapai 336 orang, dengan 10 orang meninggal dunia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P3K) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Joko Budi Heri Santoso kepada tribunmuria.com di kantornya.
"Januari hingga agustus 2022 ini ada peningkatan kasus 45 positif menjadi 336 orang, 10 meninggal dunia," ucap Heri Santoso, Kamis 15 September 2022.
Diungkapkannya, Total kasus merupakan orang yang dirawat di beberapa Rumah sakit di Blora.
"Di bulan agustus seharusnya diprediksi landai, justru meningkat. Karena harusnya masuk di musim kemarau," terangnya.
Menurutnya, siklus hari ini terjadi siklus pancaroba yang tidak bisa diprediksi.
Dalam kasus DBD yang paling utama adalah tindakan preventif.
Dilakukan seminggu sekali. Ditempat-tempat yang berpotensi menyebabkan penyakit ini.
Kemudian dilakukan langkah fogging jika dirasa angkanya tidak terkendali.
"Karena fogging yang tidak dilaksanakan dengan baik, bisa berimbas pada manusiannya. Termasuk resistensi nyamuknya juga," terangnya.
Apalagi jika sudah masuk kriteria kememkes harus fogging ya kita fogging.
Sebelumnya, diupayakan terlebih dahulu pemberdayaan yakni kerja bakti terlebih dahulu. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dulu baru fogging.
Termasuk dilakukan Pemeriksaan jentik Berkala (PJB), pengamatan jentik periodik sesuai siklus : bulanan atau per trimester tuk mengetahui angka bebas jentik (ABJ) target 95 persen.
"Artinya kalau 100 rumah tangga di periksa jentik : 95 bebas jentik dan 5 rumah tangga ada jentik. Yang bagus ya 100 persen rumah tangga bebas jentik," paparnya.
Penyelidikan Epidemiologi (PE), pemeriksaan pada titik kasus positif Ps /Hause index DBD di rumah tangga untuk mengetahui ada penambahan kasus baru lagi atau tidak di lingkungan itu dalam kurun waktu tertentu.