Berita Jateng

Perluas Pemasaran Batik Lasem, Unika Soegijapranata Semarang Kembangkan Metaverse

Penulis: Amanda Rizqyana
Editor: Moch Anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Kedaireka Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang yang beranggotakan Prof. Ridwan Sanjaya, S.E., S.Kom., M.Si., Ph.D., Dr. Theresia Dwi Hastuti, S.E., M.Si., dan Freddy Koeswoyo, S.E., M.Si., pengembangan kanal penjualan Batik Lasem melalui Metaverse di Rumah Merah Heritage Lasem pada Rabu (31/8/2022).

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Gagasan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) melalui program Kedaireka mempunyai tujuan untuk mempertemukan ide akademisi dan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).

Tujuannya agar dapat menciptakan peluang-peluang ekonomi riil yang ke depannya tidak hanya menjadi laporan dokumentasi semata.

Tim Kedaireka  Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang yang beranggotakan Prof. Ridwan Sanjaya, S.E., S.Kom., M.Si., Ph.D., Dr. Theresia Dwi Hastuti, S.E., M.Si., dan Freddy Koeswoyo, S.E., M.Si., melakukan hal tersebut.

Disampaikan oleh Prof Ridwan Sanjaya, satu di antara reka cipta yang berhasil mendapatkan persetujuan Kemdikbud Ristek untuk dijalankan di tahun 2022 adalah pengembangan kanal penjualan Batik Lasem melalui Metaverse.

Baca juga: Pengembangan Potensi Kampung Tematik di Kota Semarang, Dipoles Jadi Destinasi Wisata

Baca juga: Tindak Tangkap Pembawa Narkoba, Polisi Ungkap Aksi Kejar-kejaran di Jalan Basudewo Raya Semarang

"Gagasan tersebut diusulkan oleh Tim Kedaireka Unika Soegijapranata pada penjualan Batik Lasem," ungkapnya pada TribunMuria.com, Minggu (4/9/2022).

Prof Ridwan menambahkan, Metaverse dipandang dapat menjadi terobosan baru yang bisa dimanfaatkan secara bisnis untuk mengembangkan kanal-kanal penjualan baru Batik Lasem Rembang Jawa Tengah.

Ia menyampaikan bahwa kerjasama dengan CV Kidang Mas Anugrah Semesta yang bergerak di bidang batik Lasem bukanlah hal baru.

"Kerja sama sudah terjalin lama melalui kelompok perajin batik Lasem dan koperasi batik Lasem," imbuh Prof. Ridwan.

Dr Theresia menambahkan, berbagai kegiatan digitalisasi untuk pemasaran, pengelolaan keuangan, sampai dengan transaksi penjualan, telah dilakukan dalam sepuluh tahun terakhir ini.

"Rencana pengembangan kanal Metaverse untuk kegiatan pameran, pemasaran, sampai dengan transaksi, menjadi bagian dari kelanjutan kerjasama yang sudah ada sebelumnya," ungkapnya.

Dr Theresia pun menyatakan, hasil dari program ini diharapkan juga dapat dimanfaatkan oleh komunitas batik lainnya atau komunitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. 

Ia menambahkan, pemilihan topik Metaverse untuk Kedaireka merupakan bagian dari rekam jejak dari tim peneliti yang berasal dari program studi Sistem Informasi dan Akuntansi di Unika Soegijapranata, terkait dengan Immersive Technology yaitu Augmented Reality, Virtual Reality, dan Hologram.

"Selain itu, mata kuliah terkait dengan Metaverse juga masuk ke dalam kurikulum di Program Studi Sistem Informasi dan Akuntansi di Unika Soegijapranata," tambah Dr. Theresia.

Freddy MSi, menambahkan, dengan adanya mata kuliah terkait Metaverse yang masuk ke dalam Program Studi (Prodi) Sistem Informasi dan Akuntansi di Unika Soegijapranata, mahasiswa dari kedua program studi dapat ikut terlibat di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama proses implementasi reka cipta di dunia industri.

"Pengalaman nyata untuk para mahasiswa ini akan menjadi bagian dari penerapan perkuliahan yang terintegrasi dengan DUDI, sehingga dapat digunakan secara langsung pada saat bekerja," ungkapnya.

Halaman
12