TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Andika Perkasa; dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Kapolda Jateng), Irjen Pol Ahmad Luthfi, kompak menegaskan Kopda Muslimin adalah dalang dan otak aksi penembakan terhadap Rina Wulandari.
Rinda Wulandai adalah istri dari anggtao TNI, Kopda Muslimin, yang ditembak di depan rumahnya, di Jalan Cemara III No 7 RT 08 RW 03, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, pekan kemarin.
Baik Panglima TNI maupun Kapolda Jateng, menyebut Kopda Muslimin, berupaya membunuh istrinya sendiri karena memiliki wanita idaman lain (WIL).
Kopda Muslimin adalah personel TNI aktif yang bertugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara 15/Dahana Bhaladika Yudha atau Yon Arhanud, Kodam IV/Diponegoro.
"Motifnya, punya pacar lagi," ungkap Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dalam konferensi pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022), sebagaimana dikutip dari siaran langsung Youtube Kompas TV.
Menurut Luthfi motif ini didapat setelah pihaknya memeriksa keterangan delapan saksi.
Satu di antara saksi yang diperiksa adalah wanita berinisial W, yang merupakan pacar Kopda Muslimin.
Bahkan, setelah kejadian penembakan itu, Kopda Muslimin mengajak serta W untuk melarikan diri.
"Namun, yang bersangkutan tidak mau," imbuh Luthfi.
Dalam kasus ini, Luthfi mengatakan, tim gabungan dari Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro telah menangkap lima tersangka.
Mereka adalah Sugiyono dan Ponco Adi Nugroho yang bertindak sebagai eksekutor, Supriyono dan Agus Santoso sebagai pengawas, serta Dwi Sulistyono sebagai penyedia senjata api.
Diberitakan sebelumnya, Rini Wulandari menjadi korban penembakan orang tak dikenal, Senin (18/7/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.
Rini ditembak dua orang tak dikenal yang mengendarai motor Kawasaki Ninja, setiba di rumah, setelah menjemput anaknya.
Para pelaku berhasil melakukan dua kali tembakan. Tembakan pertama diduga menembus tubuh Rini dan tembakan kedua bersarang di tubuhnya.
Saat ini, tim gabungan masih memburu Kopda Muslimin yang masih melarikan diri.