Menurut Vita, jumlah perawat perempuan lebih banyak dibanding perawat laki-laki.
Dalam satu shift di ruang itu bertugas empat perawat, terdiri satu perawat laki-laki dan tiga perawat perempuan.
"SOP menangani pasien sudah ada. Untuk masalah sangat privasi pasien harus ditangani (perawat) sesuai jender pasien," ujarnya.
Tanggapan Komnas Perempuan
Secara terpisah, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengapresiasi langkah RSUD RA Kartini membebastugaskan terduga pelaku dan melakukan pemeriksaan.
Namun, ia memberi catatan pada proses investigasi yang hanya menyandarkan klarifikasi terduga pelaku tanpa meminta keterangan langsung dari korban.
Menurutnya, tipe kekeresan seksual itu terjadi di ruang-ruang tertutup dan dalam relasi tidak imbang.
"Sehingga tidak ada saksi yang melihat atau mengetahuinya. Maka sangat mungkin --seperti kasus lainnya-- kasus pelecehan seksual ini akan dibantah," ujarnya saat dihubungi tribunmuria.
Dia berpendapat, proses investigasi tersebut akan lebih baik jika melibatkan organisasi profesi atau pihak luar RSUD RA Kartini.
Sehari bisa 4 kali
Sebelumnya, sorang perawat di RSUD Kartini, Kabupaten Jepara, diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya.
Hal ini terungkap dari pengakuan pemilik akun twitter @UpWanita.
Melalui akun media sosial tersebut, pemilik akun mengaku telah mendapat pelecehan seksual oleh seorang oknum perawat di RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara.
"Twitter please do your magic!!!
Aku mau speak up terkait klakuan bangsat org ini sebut saja Aan, memanfaatkan profesi sbgai jln utk lancarkan otak mesumnya, mgkn sebagian warga #Jepara ada yg kenal dgn dia. Perawat cabul, mesum, b*ngs*t!"