TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Setidaknya ada total 23 sapi mati dan 27 mengalami sakit karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Seperti yang dialami seorang peternak di Desa Sarimulyo, Suparman yang mengaku sangat berharap pemerintah untuk segera menangani terkait PMK ini.
"Ada 3 ekor, semua kena. Yang paling parah ini satu luka di kaki, mulut juga kena," ucapnya kepada TribunMuria.com di kandangnya, 15/6/2022).
Baca juga: Undip Kukuhkan 8 Guru Besar, 5 Guru Besar Berasal dari Fakultas Teknik
Baca juga: Polsek Bae dan Lindu Aji Kudus Gelar Vaksin Berhadiah Minyak Goreng
Baca juga: Antrean Pertalite Mengular Panjang di SPBU Jepara, Pemkab Minta Tambahan Kuota 15.000 Kililiter
Bahkan sebelumnya sapi miliknya sudah 5 hari tidak mau makan.
"Langkah pertama saya suntikkan pak mantri satu kali, tak kasih obat herbal/jamu jawa. Alhamdulilah ini sudah mending, meski baru 50 persen," terangnya.
"Kemarin ada tinjauan dari dinas, sosialisasi rencana bulan agustus katanya ada vaksin massal untuk sapi," ujarnya.
Hingga kini, lanjut Suparman mengaku belum mendapatkan bantuan atau kompensasi terkait PMK yang dialaminya.
"Dari dinas belum ada bantuan obat atau apa. Harapannya, segera ditangani maslah PMK ini," tandasnya.
Menurutnya, PMK ini sangat meresahkan bagi peternak dan pedagang, khususnya di Desa Sarimulyo yang hampir sebagian besar penduduknya di sektor perdagangan sapi.
"Ini sudah mati kutu, mati rezeki. Ditutupnya pasar-pasar hewan iya, mau ke pasar juga khawatir," ungkapnya.
Pria yang juga Ketua RW ini berharap ada bantuan dari pemerintah.
Meski ia masih swadaya sendiri terkait obat-obatan.
"Penanganan sendiri tak kasih gula jawa, kunyit, kunir temulawak, temuireng, saya godok (rebus, red), saya blender, saya kasih satu hari 3 kali, dengan telur bebek. Pake herbal lah," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sarimulyo, Budi Siswoyo mengatakan jumlah sapi yang terkena PMK hingga hari ini.
"Ada 23 sapi yang mati, untuk yang masih sakit ada 27 ekor sapi," ungkapnya.