Berita Jateng

Ganjar Siap Bertemu Aplikator, Jembatani Keluh Kesah Driver Ojol: Itu Perlu Dibicarakan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perwakilan driver ojek online (ojol) se Jawa Tengah menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (4/4/2022).

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sejumlah perwakilan driver ojek online (ojol) se-Jawa Tengah (Jateng) menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (4/4/2022).

Mereka mengadukan sejumlah persoalan yang dihadapi antara driver ojek online dengan aplikator mitra kerja mereka, yakni Gojek, Grab, Shopee dan Maxim.

Perwakilan driver ojol Jateng yang dipimpin oleh Dedy Prasetyo itu ditemui Ganjar di ruang kerja Gubernur.

Kepada Ganjar, para diver itu mengeluhkan berbagai hal yang menjadi persoalan selama ini.

Di antaranya penyesuaian tarif, tidak adanya kejelasan status, tidak adanya payung hukum dan lainnya.

"Kami datang ke pak Ganjar ini mengharapkan ada solusi persoalan hubungan kemitraan ini."

"Kami perlu dipertegas sistem mitra yang bagaimana, karena dalam praktiknya kami ini diperlakukan super eksploitatif," kata Dedy Prasetyo.

Misalnya terkait tarif, selama ini driver tidak pernah dilibatkan dalam penentuan tarif.

Tahu-tahu, aplikator dengan seenaknya menurunkan tarif sehingga membebani driver.

"Tarif diturunkan seenaknya, mereka juga merekrut driver seenaknya."

"Seolah-olah aplikator ini tidak bisa dikontrol."

"Makanya kami menghadap pak Gubernur berharap ada solusi terkait persoalan kami yang selama ini terjadi," ucapnya.

Pihaknya lanjut Dedy sebenarnya ingin menggelar aksi demonstrasi.

Tapi atas saran sejumlah pihak, mereka sepakat untuk menunda demo dan dialog dengan Gubernur Jawa Tengah itu.

"Ada beberapa tuntutan kami, pertama naikkan tarif yang sebelumnya diturunkan menjadi Rp8.000 per 0-4 km, aplikator harus mengontrol perekrutan driver dan tidak seenaknya sendiri, memperjuangkan BPJS dan memberikan payung hukum bagi kami agar semakin jelas," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan sudah lama mengikuti persoalan yang dihadapi para driver ojol ini.

Meski begitu, pihaknya tidak bisa tergesa-gesa mengambil kebijakan, mengingat bentuk hubungan kerjasama yang ada sangat berbeda.

"Saya ngikutin sejak dulu, saya juga sudah dapat laporan dari Kadishub."

"Tapi ini kan tidak mudah, karena ini bentuk baru dalam sebuah pekerjaan."

"Njenengan itu kan mitra, bukan karyawan aplikator kan," tanya Ganjar.

Halaman
12