TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penentuan awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah hari ini, Jumat (1/4/2022) malam.
Ada 101 titik lokasi rukyatul hilal atau pemantauan bulan sabit yang tersebar di Indonesia.
Di Jawa Tengah, lokasi rukyatul hilal tersebar pada 12 titik lokasi.
Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI), Dr Ahmad Izzudin mengatakan, ada sejumlah 12 lokasi rukyatul hilal di Jawa Tengah.
Baca juga: Video Napi Jalankan Bisnis Sabu Dari Sel Pakai Ponsel
Baca juga: Satpol PP Kota Semarang Beraksi, 19 Lapak Liar di Arteri Yos Sudarso Dibongkar Habis
Baca juga: Terjaring Razia di Sukolilo Pati, Empat Pembalap Liar di Bawah Umur Digelandang ke Polsek
Pertama di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo, Semarang.
Lalu di Pantai Wates Kaliori Rembang, Pantai Jatimalang Purworejo, Pantai Ujung Negoro Batang, Pantai Padelan Kebumen, dan Pantai Kartini Jepara.
Kemudian di Menara Masjid Agung Pemalang, Pantai Alam Indah Kota Tegal, Pelabuhan Tanjung Kendal, Bukit Sokobubuk Pati, Lapangan Tembak Kebutuh Banjarnegara, dan Hotel Aston Banyumas.
"Itu titik-titik lokasi rukyatul hilal di Jawa Tengah. Dikoordinir oleh Kanwil, nanti hasil pemantauan dilaporkan ke Kemenag RI," kata Izzudin, kepada TribunJateng.com (Tribun Network).
Izzudin menjelaskan, Pemerintah Pusat tahun ini menerapkan kriteria baru dalam melakukan rukyatul hilal.
Hal itu sesuai kesepakatan antara Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Kriteria baru tersebut menetapkan tinggi hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Berbeda dengan kriteria sebelumnya yang ketinggiannya hanya 2 derajat.
Izzudin menilai, pengamatan hilal untuk menentukan awal puasa tahun ini harus dilakukan dengan pembuktian konkrit.
Jika ada yang melihat hilal pada ketinggian 2 derajat maka harus diteliti kembali.
Karena bisa saja yang terlihat bukan hilal, melainkan ilusi atau lengkungan awan.
"Pengamatan harus dilakukan dengan pembuktian secara konkrit. Bisa-bisa itu ilusi atau lengkungan awan yang dianggap hilal," ungkapnya.
Baca juga: Motor Listrik Polytron Tawarkan Fitur Musik Sambil Berkendara
Baca juga: Taisei Marukawa dan Carlos Fortes ke PSIS, Ini Alasan Mereka Pilih Klub Mahesa Jenar
Baca juga: Polres Kudus Ungkap Napi Jalankan Bisnis Sabu dari Lapas Lewat Ponsel
Izzudin mengimbau, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik jika terjadi perbedaan awal bulan Ramadhan.
Karena di Indonesia, sudah terbiasa dengan toleransi.
Ia pun mengimbau, agar masyarakat menunggu hasil sidang isbat dari Kementerian Agama.
"Untuk masyarakat lebih baik menunggu sidang isbat yang digelar Kementerian Agama sebelum salat isya," jelasnya. (*)
Izin foto dokumentasi atau ilustrasi pemantauan hilal