Pilkada 2024
Orangtua Beda Pilihan Politik di Pilkada Rembang, 3 Siswa TK Darul Fiqri Dikeluarkan dari Sekolah
Orangtua beda pilihan politik dan tak mau coblos paslon nomor 2 Pilkada Rembang 2024, tiga murid TK Darul Fiqri, Pamotan, dikeluarkan dari sekolah.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, REMBANG - Gara-gara wali murid berbeda pilihan politik dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, tiga murid Taman Kanak-kanan (TK) di Rembang dikeluarkan dari sekolah tempatnya menimba ilmu.
Tiga murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang, dikeluarkan dari sekolah lantaran orangtua mereka berbeda arah politik pada Pilkada Rembang 2024, dengan pemilik yayasan yang menaungi lembaga pendidikan tersebut.
Diketahui, pihak yayasan yang menaungi TK Darul Fiqri telah mengeluarkan maklumat agar semua wali murid mencoblos pasangan calon (paslon) tertentu saat pencoblosan Pilkada Rembang pada 27 November 2024 mendatang.
Baca juga: Habib Bidin dan Abdul Hafidz Hadiri Selawatan Jemput Kemenangan Vivit-Umam di Pondok Gus Baha
Namun, orangtua dari tiga murid di TK tersebut keberatan dengan instruksi yayasan tersebut.
Seorang wali murid, Ambarwati, mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengikuti perintah pihak TK Darul Fiqri karena sudah mempunyai pilihan paslon sendiri sesuai dengan hati nuraninya.
"Pada hari Kamis kemarin, kami didatangi oleh guru TK tempat anak-anak sekolah. Mereka bilang, semua orangtua murid harus coblos paslon tertentu, jika tidak patuh maka anak kami akan dikeluarkan dari sekolah," ceritanya, Sabtu (23/11/2024).
Karena tetap pada pendiriannya dan tidak bisa lagi ditawar, sambung Ambar, dirinya memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah dan akan mencari lembaga pendidikan lain.
Ambarwati merasa bahwa pilihan politiknya benar dan menolak calon yang bertindak semena-mena.
Menurutnya beda pilihan itu wajar, namun karena pemilik yayasan tetap pada pendiriannya, sehingga anak-anak yang menjadi korban.
Senada disampaikan Jamilah, wali murid lainnya. Ia mengaku kaget seusai mengetahui bahwa anaknya dicoret dari peserta didik di TK Darul Fiqri.
Saat mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon kepala TK Darul Fiqri, ia sempat diperintahkan untuk memilih paslon pada Pilkada sesuai instruksi yayasan.
"Saya diminta coblos paslon tertentu, kalau tidak mau ya terpaksan anak saya dicoret dan dikeluarkan dari sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala TK Darul Fiqri mengaku belum bisa memberikan keterangan saat dihubungi lewat panggilan telepon.
Dia hanya bersedia memberikan keterangan apabila didatangi langsung ke TK Darul Fiqri.
"Saya belum bisa klarifikasi tentang ini, kalau mau lebih jelasnya bisa datang ke sekolah langsung. Kalau lewat HP saya tidak bisa, mohon maaf ya," jawabannya.
Namun, saat awak media mendatangi lokasi, TK Darul Fiqri tidak ada aktivitas apapun.
Walaupun sempat menunggu beberapa jam dan menghubungi lewat WhatsApp, pihaknya tidak juga menemui. (rad)
Partisipasi Pemilih Pilkada Blora Hanya 71,24 Persen, Lebih Rendah dari Target KPU |
![]() |
---|
Minoritas Ganda, Agustina Wilujeng Menang Pilwakot Semarang, Komnas HAM: Percontohan Indonesia |
![]() |
---|
Samani-Bellinda Klaim Kemenangan 52,7 Persen di Pilkada Kudus: Jati Lumbung Suara Terbesar |
![]() |
---|
Hampir Gagal Ikut Pilkada Papua Barat Daya, Paslon Arus Unggul Exit Poll di Wilayah Padat Pendduk |
![]() |
---|
Nyoblos di TPS 03 Kaliombo, Jadug: Masyarakat Jepara Sudah Cerdas Tentukan Pemimpin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.