BEM FISIP Unair

BREAKING NEWS: Mendikti Minta Rektor Cabut Pembekuan BEM FISIP Unair Surabaya

Mendikti Satryo Soemantri Brodjonegoro meminta Rektor Universitas Airlangga (Unair) cabut pembekuan BEM FISIP Unair atas karangan bunga satire.

|
Instagram@bemfisiunair
Karya seni berupa karangan bunga ucapan selamat bernada satire untuk Prabowo-Gibran. 

“Kami sudah merencanakannya 2 minggu menjelang pelantikan presiden,” ucapnya Minggu (27/10/2024).

Menurut Tuffahati, pemasangan karya seni satire berbentuk karangan bunga dilakukan setelah pihaknya melakukan kajian ilmiah.

“Kami ada kajian ilmiahnya tetapi belum kami publikasi, selama satu periode ini kami gencar mengawal isu pelanggaran HAM,” jelasnya.

Tuffahati berharap, melalui kajian dan karya seni satire tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk menyampaikan kritik secara kreatif.

Terpisah, Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi enggan berkomentar lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Namun ia membenarkan akan adanya pertemuan dengan BEM FISIP yang direncanakan besok.

"Senin besok (konfirmasi dengan media) setelah pertemuan dengan BEM," ungkapnya.

Anggota DPR nilai Dekan FISIP reaksioner

Terpisah, dilansir Tribunnews.com, anggota Komisi X DPR RI fraksi PDIP, Bonnie Triyana, mengkritik sikap Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair), yang membekukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP. 

Menurut Bonnie, langkah tersebut terlalu berlebihan dan reaksioner.

 "Saya mempertanyakan keputusan Dekan FISIP Unair yang membekukan BEM. Ekspresi kritik mahasiswa itu disampaikan secara tertulis, tidak merusak apa pun."

"Mengapa Dekan jadi reaksioner?" kata Bonnie, saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/10/2024).

Bonnie menilai, sebagai lembaga pendidikan, Unair seharusnya memberi ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan kritik. 

"Dekan FISIP Unair jangan reaksioner. Ini berlebihan, reaksioner sekaligus insecure," ucapnya.

Sejarawan Indonesia ini menyarankan agar Dekan mengundang BEM FISIP untuk berdiskusi dan mempertanggungjawabkan kritik yang disampaikan. 

Menurutnya, ruang dialog seharusnya menjadi prioritas, bukan tindakan pembekuan.

"Seharusnya BEM diundang untuk berdiskusi, diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan kritik mereka, bukan malah dibekukan," tegas Bonnie. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di kompas.tv

 

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved