Berita Regional

Santri di Blitar Tewas Dilempar Kayu Berpaku hingga Menancap di Kepala, Pelaku Guru Ngaji Korban

Santri di Blitar tewas setelah dilempar papan kayu berpaku hingga menancap di kepala, gara-gara tak segera mandi untuk salat dhuha. Pelaku guru ngaji

Istimewa/net
Ilustrasi mayat santri yang tewas setelah dilempar papan kayu berpaku oleh guru ngaji korban, hingga paku pada kayu itu tertancap di kepala korban. 

TRIBUNMURIA.COM - Santri di Blitar tewas setelah dilempar kayu berpaku hingga menancap di bagian belakang kepala korban.

Pelaku pelemparan kayu berpaku hingga menancap di bagian belakang kepala korban adalah guru ngaji yang bersangkutan.

Korban yang berinisial MKA (14) adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Suparti, nenek dari santri berinisial MKA (13) yang tewas di Blitar setelah dilempar guru ngajinya menggunakan kayu berpaku. Paku dari kayu tersebut menancap di kepala belakang korban.
Suparti, nenek dari santri berinisial MKA (13) yang tewas di Blitar setelah dilempar guru ngajinya menggunakan kayu berpaku. Paku dari kayu tersebut menancap di kepala belakang korban. (Tribun Jatim/Samsul Hadi)

Peristiwa nahas tersebut bermula saat sejumlah santri tak segera mandi dan melaksanakan salat dhuha, sehingga membuat guru ngaji atau ustaz di pondok tersebut marah, lalu melempar kayu berpaku ke arah santri.

Dikutip dari Tribun Jatim, Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar membenarkan terkait insiden tersebut.

Dia mengungkapkan peristiwa itu terjadi pada 15 September 2024 lalu sekira pukul 06.00 WIB.

 Samsul menuturkan kronologi berawal ketika para santri termasuk MKA selesai menunaikan salat subuh dan melanjutkan kegiatan dengan berolahraga di area ponpes.

Lalu, pada pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan kepada para santri termasuk MKA agar segera mandi lantaran adanya jadwal kunjungan orangtua yang dilanjutkan dengan menunaikan shalat Dhuha.

"Biasanya, habis salat subuh, para santri olah raga, ada yang main bola, ada yang badminton dan ada yang voli."

"Kebetulan pagi itu, sudah pukul 06.00 WIB, salah satu ustaz memperingatkan santri untuk segera mandi, karena ada jam kunjungan orang tua dan salat duha," ujar Samsul. 

Namun, lantaran enggan segera mandi, pelaku langsung mengambil dan melemparkan kayu berpaku ke arah para santri dan mengenai kepala belakang MKA.

Nahas, paku yang berada di kayu tersebut menancap di kepala bagian belakang korban.

"Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala bagian belakang. Kayu ada pakunya dan menancap di kepala bagian belakang korban," kata Samsul.

Samsul mengungkapkan paku yang menancap di kepala belakang korban pun langsung dicabut hingga membuat MKA tak sadarkan diri.

RS Tak Berani Operasi, Korban Meninggal

Setelah itu, korban langsung dibawa ke RSUD Srengat, Kabupaten Blitar.

Namun, kata Samsul, lantaran kondisi tidak memungkinkan, korban dibawa ke RSKK (RSUD Kabupaten Kediri).

 Sesampainya di RSKK, Samsul menuturkan pihak rumah sakit tidak berani untuk melakukan operasi akibat kepala korban sudah mengalami pendarahan.

Akibatnya, MKA pun meninggal dunia di RSKK.

"Keterangan dari rumah sakit, apabila dilakukan operasi, kecil kemungkinan berhasil. Rumah sakit tidak berani mengambil risiko operasi, akhirnya korban meninggal dunia," katanya. 

Polisi Tunggu Keluarga Korban Lapor, Terduga Pelaku Sudah Diperiksa

Samsul menuturkan pihaknya sudah menerbitkan surat penyelidikan untuk menyelidiki kasus ini.

Kini, sambungnya, polisi sudah memeriksa terduga pelaku hingga pihak rumah sakit.

"Kami juga melakukan wawancara kepada pihak RSKK. Saat ini, polisi menunggu keluarga korban untuk melaporkan kasus itu," ujarnya.

Menurutnya, polisi sudah berupaya memanggil keluarga korban. Selama ini, korban hidup hanya dengan neneknya.

Sedangkan, orang tua korban bekerja di luar negeri. 

"Kami sudah mengundang keluarga korban tapi belum bisa hadir ke Polres. Kami lihat dulu proses lebih lanjut, perkembangannya akan kami sampaikan. Saat ini, polisi masih menunggu keluarga korban," katanya.

Keluarga Berusaha Ikhlas

Nenek MKA, Suparti mengaku telah berusaha ikhlas sepeninggal cucunya tersebut.

Meski masih tidak terima, dia mengungkapkan meninggalnya sang cucu merupakan takdir.

"Sebenarnya keluarga tidak terima, tapi katanya cucu saya dilempar bukan dipukul (kayu). Saya akhirnya ikhlas menerima apa adanya."

"Sebenarnya sebagai orang tua tidak terima, tapi mau gimana ini sudah takdir," kata Suparti. 

Suparti mengatakan, setelah peristiwa yang menimpa cucunya terjadi, banyak orang memberi saran agar keluarga menuntut ke pelaku. 

"Tapi saya terima apa adanya. Karena (cucu saya) ditakdirkan begitu, saya terima apa adanya," ujar Suparti. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gegara Ogah Mandi, Santri di Blitar Tewas setelah Dilempar Kayu Berpaku oleh Guru Ngaji

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved