Bisnis dan Keuangan
Peretas Indodax Terafiliasi dengan Korea Utara Pimpinan Kim Jong Un, Bobol Aset Senilai Rp338 M
Platform kripto besar di Indonesia, Indodax, diretas oleh hacker yang terafiliasi dengan Korea Utara (Korut) pimpinan Kim Jong Un, bobol aset Rp338 M
TRIBUNMURIA.COM - Hacker yang meretas platform perdagangan aset kripto yang masuk kategori besar di Indonesia, Indoda, diduga terafiliasi dengan kelompok Democratic People's Republic of Korea (DPRK) atau Korea Utara (Korut).
Korea Utara (Korutr) merupakan negara komunis yang masih cukup tertutup, yang dipimpin oleh Presiden Kim Jong Un.
Serangan siber terhadap Indodax telah berlangsung sejak tanggal 11 September 2024 kemarin.
Baca juga: Platform Jual Beli Kripto Indodax Diduga Diretas, Kerugian Capai Rp280-an Miliar
Baca juga: Alasan Dosen Muda Cilacap Beri Hadiah Ultah 3 Anaknya Aset Kripto: Melek Literasi Finansial
Baca juga: Edukasi Masih Rendah, Mata Uang Kripto Diusulkan Masuk dalam Kurikulum Pendidikan
Kerugian karena serangan hacker terafiliasi Korut ini diduga mencapai Rp338 miliar.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan, hacker yang menyerang berasal dari Korea Utara.
Oscar mengatakan, peretas berasal dari kelompok Democratic People's Republic of Korea (DPRK).
Informasi ini ia dapatkan dari firma keamanan siber yang saat ini tengah membantu penyelidikan.
Oscar menambahkan, kelompok peretas DPRK ini memang banyak menyerang platform jual beli aset kripto global lainnya.
Kelompok ini, menurut Oscar, kerap mengincar platform aset kripto dengan likuiditas besar.
Indodax juga saat ini masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menangani kasus peretasan ini.
"Kami menyadari bahwa ini adalah ancaman global yang serius. Oleh karena itu kami telah berkoordinasi engan Cyber Mabes Bareskrim Polri untuk menangani insiden ini dengan cepat dan efektif," kata Oscar dikutip KompasTekno dari Antaranews, Senin (16/9/2024).
Oscar juga menjamin aset pengguna baik dalam bentuk kripto maupun rupiah tetap aman.
Adapun total aset kripto yang dikelola Indodax saat ini berjumlah lebih dari Rp11,5 triliun.
Nilai aset kripto tersebut menurut Oscar, lebih besar dari jumlah keseluruhan aset saldo pengguna.
Kerugian ditaksir Rp338 miliar
Firma keamanan blockchain SlowMist, serta platform analitik blockchain LookonChain, memperkirakan bahwa total kerugiannya sekitar 22 juta dolar AS (sekitar Rp338 miliar).
Jumlah tersebut berasal dari beberapa transaksi berbagai jenis kripto dan token yang dicuri hacker dari dompet kripto Indodax.
SlowMist dan LookonChain juga membagikan rincian daftar transaksi curian hacker, misalnya bitcoin 25,01 keping yang setara senilai 1.425.655,03 dollar AS (sekitar Rp21 miliar) hingga 666,55 keping ethereum dan aneka token berbasis ethereum yang totalnya bernilai 14.633.721 dollar AS (sekitar Rp225 miliar).
Kendati demikian pihak Indodax belum mengungkap berapa kerugian yang dialami perusahaan karena insiden ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Terungkap, Hacker Pembobol Indodax dari Korea Utara
Peluang Industri Kripto pada Paruh Kedua 2025, Upbit Soroti Pengaruh Tiga Faktor Utama Ini |
![]() |
---|
Terobosan Baru Pegadaian: Setor Emas Fisik Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas |
![]() |
---|
Pegadaian Kanwil Semarang Gandeng Kejati Jateng, Perkuat Sinergi Hukum dan Tata Kelola Perusahaan |
![]() |
---|
Bitcoin Tertekan saat Eskalasi Perang di Timur Tengah Meningkat, Upbit Indonesia Soroti Hal Ini |
![]() |
---|
Badai Emas Pegadaian 2025: Transaksi Digital Bisa Bawa Pulang Emas 1 Kg dan Paket Haji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.