Berita Nasional
Raja-raja Bali Tolak Apel Kesetiaan GP Ansor dan Banser di Pulau Dewata: Berdampak Negatif
Raja-raja Bali menolak kegiatan apel kesetiaan GP Ansor dan Banser digelar di Pulau Dewata, karena akan menimbulkan dampak negatif.
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Kegiatan apel akbar GP Ansor, yang direncanakan menghadirkan belasan ribu anggota Banser di Bali, mendapat respon negatif dari para Pelingsir Puri atau Raja-raja Bali.
Kegiatan oleh belasan ribu orang beratribut mirip militer tersebut dinilai membawa dampak negatif bagi dunia pariwisata dan berimbas pada perekonomian di Bali.
Oleh karenanya, Raja-raja Bali secara tidak langsung menolak kegiatan GP Ansor tersebut dihelat di Pulau Dewata.
Raja-raja Bali atau Pelingsir Puri meminta Kapolri Jenderal Poliri Listyo Sigit Prabowo untuk tak mengeluarkan izin kegiatan apel kesetiaan GP Ansor tersebut.
Selain Banser, rencananya apel kesetiaan tersebut juga akan dihadiri ribuan pendekar pencak silat dari Pagar Nusa.
Diketahui, Gerakan Pemuda (GP) Ansor rencananya akan menggelar Apel Kesetiaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 21-25 Agustus 2024 di Bali.
Pelingsir Puri Agung Pemecutan Badung, Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, menolak kegiatan yang dihadiri oleh ribuan orang dari Banser dan Pagar Nusa dari luar Bali.
Ia mengatakan, penolakan tersebut dikarenakan akan bisa memberikan dampak negatif bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Pulau Dewata.
"Hal ini karena Bali adalah daerah kawasan wisata internasional yang akan menyebabkan ketidaknyamanan para turis dan menganggu aktivitas wisata dan masyarakat lokal, jadi terkesan Bali tidak aman" ucapnya, Jumat (23/8/2024).
Menurutnya, keberadaan ormas yang menggunakan atribut dan seragam seperti seragam tentara akan menimbulkan ketidaknyamanan wisatawan.
Keberadaan mereka juga berpotensi terjadinya gesekan dengan masyarakat lokal apalagi masyarakat Bali rukun dan damai.
"Kami Kahwatir akan terjadinya anggapan ketidakamanan kawasan Bali dan juga penurunan pariwisata. Serta akan berdampak kurang baik terhadap pelaku usaha dan ekonomi kreatif," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Penglingsir Puri Agung Kerambitan, Ida Anak Agung Gde Puja Utama.
Dirinya berharap Kapolri merespon permohonan para raja Bali, karena kegaitan tersebut akan berdampak negatif terhadap industri pariwisata.
Apalagi di sisi lain pemerintah tengah masif melakukan berbagai manuver agar pariwisata nasional kembali bangkit.
"Ini akan mengganggu upaya pemerintah yang tengah mengembalikan pariwisata nasional yang terpuruk pasca-pandemi." ungkap dia.
Sementara itu, Pelingsir Puri Agung Singaraja Buleleng Bali, Anak Agung Ngurah Ugrasena, menyampaikan kekhawatirannya akan adanya provokator pada acara apel tersebut.
Sehingga dapat menimbulkan kericuhan di Bali yang tentunya akan berdampak negatif bagi semua sektor industri di Pulau Dewata.
"Kami khawatir akan adanya provokator yang dapat menimbulkan kericuhan. Sehingga mengganggu berbagai aktivitas di kawasan pariwisata terutama di Nusa dua, Badung, Bali."
"Kami mohon bapak Kapolri bisa merespon hal ini. Demikian Permohonan kami kepada bapak Kapolri Kami Ucapakan terimakasih," jelas dia.
Dihadiri 15.000 Banser dan pendekar Pagar Nusa
Dilansir Tribunnews.com, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharuddin, mengatakan setidaknya 15 ribu anggota Banser dan Pagar Nusa akan hadir dalam Apel Kesetiaan kepada NKRI dan Kiai NU di Lapangan Padanggalak, Denpasar, Bali pada Jumat (23/8/2024).
Addin menegaskan bahwa apel tersebut dilaksanakan semata-mata untuk menunjukkan loyalitas Banser dan Pagar Nusa kepada kiai NU.
Dia juga menampik kegiatan itu terkait dengan agenda politik praktis di Pulau Dewata.
Hal itu disampaikan oleh Addin saat memimpin Apel Kesetiaan Kepada NKRI dan Kyai NU bersama Ketua Umum Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen.
”Apel Kesetiaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan agenda politik praktis mana pun, termasuk (Muktamar) PKB,” kata Addin.
Dia juga menyebut, Banser dan Pagar Nusa sebagai badan otonom di bawah NU merasa perlu mengambil sikap atas dinamika yang muncul baru-baru ini.
Menurutnya, Apel Kesetiaan Kepada NKRI dan Kiai NU penting dilakukan. Sebab, selain menunjukkan loyalitas kepada kiai NU, mereka ingin memastikan bahwa Banser dan Pagar Nusa siap bergerak kapan saja saat diberi arahan oleh para kiai NU.
Terlebih, bila ada yang dengan sengaja berlaku tidak hormat kepada mereka.
”Banyak kejadian akhir-akhir ini menimpa kiai NU. Banyak kiai NU yang dihina, dicaci maki, dikeroyok, dan sebagainya,” ujarnya.
”Jadi, hari ini sebanyak 15 ribu Banser dan Pagar Nusa mewakili jutaan anggota lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia menyatakan kesetiaannya kepada NKRI dan kepada Kiai NU, PBNU,” ucap Addin.
Dia menegaskan Apel Kesetiaan Kepada NKRI dan Kyai NU merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh Banser dan Pagar Nusa. Mereka berikrar setia dan taat kepada para Kyai NU.
Mengambil lokasi Apel di Bali lantaran Pulau Dewata dinilai sebagai tempat candradimuka kebhinekaan.
Menurut Addin itu selaras dengan semangat yang dibawa oleh Banser dan Pagar Nusa dalam apel yang mereka selenggarakan.
Meski berlangsung tepat sehari sebelum Muktamar PKB dilaksanakan, Addin menegaskan kembali bahwa Banser dan Pagar Nusa tidak ikut campur dengan urusan politik praktis tersebut.
Addin menyebut, Banser dan Pagar Nusa melihat ada dinamika yang muncul di akar rumput.
Sebab, dinamika itu berpotensi mengganggu marwah jam’iyyah NU. Dinamika tersebut tidak bisa didiamkan lantaran berpotensi merusak tatanan organisasi dan merendahkan martabat para Kyai NU.
”Banser dan Pagar Nusa tidak akan tinggal diam ketika marwah PBNU diganggu, kyai-kyai kami dihinakan dan direndahkan,” tegasnya.
Senada, Ketua Umum Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen menyampaikan bahwa apel yang dilangsungkan oleh Banser dan Pagar Nusa di Bali merupakan agenda rutin.
Dia memastikan, sama sekali tidak ada unsur politik dalam agenda yang mereka ini.
”Kami semua dalam satu komando PBNU. Komitmen itu sudah mengakar sejak awal kelahirannya dan terpatri baiat dalam hati, pikiran dan perbuatan para kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa,” terang Nabil. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Raja-Raja Bali Minta Kapolri Batalkan Apel Kesetiaan GP Ansor, Khawatir Berikan Dampak Negatif
Menteri ATR Sebut 60 Keluarga Kuasai Hmapir 50 Persen Tanah Indonesia, LSKB: Distribusikan |
![]() |
---|
Aktivis Muda Nahdliyin Sayangkan Keterlibatan PBNU dalam Industri Tambang Ekstraktif |
![]() |
---|
MUI Minta Aparat Usut Tuntas Kasus Perusakan Bangunan Diduga Gereja Kristen di Sukabumi |
![]() |
---|
Ihwal Putusan MK Pisahkan Pemilihan Umum, Zulfikar: Sebut Momen Penyesuaian Pemilu dan Pilkada |
![]() |
---|
Mau Berwisata Keliling Pulau Dewa Lebih Santai dan Nymana? Bali Touristic Sarankan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.