Gudang Peluru Meledak

Belasan Ambulans & Mobil Jenazah Berjajar di TKP Gudang Peluru Meledak, soal Korban TNI Ungkap Ini

Belasan ambulans dan mobil jenazah disiagakan berjajar di sekitar lokasi gudang peluru TNI Yon Armed 7 meledak. Namun, TNI menyebut tak ada korban.

Istimewa
Gudang peluru TNI Yon Armed 7 Bekasi meledak dan terbakar hebat, Sabtu (30/3/2024). 

"Saat ini kita masih berkonsenterasi untuk mengamankan masyarakat di sekitar wilayah gudang amunisi, mengarahkan mereka ke tempat yang lebih aman," jelasnya.

65 ton amunisi hangus

Penemuan peluru sebesar telapak tangan pascaledakan gudang peluru TNI Yon Armed 7 di Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (30/3/2024) malam.
Penemuan peluru sebesar telapak tangan pascaledakan gudang peluru TNI Yon Armed 7 di Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (30/3/2024) malam. (Istimewa)

Jenderal Agus Subiyanto juga mengungkap kerugian jumlah amunisi dalam kebakaran tersebut.

Diperkirakan sebanyak 65 ton amunisi hangus dalam kebakaran akibat ledakan yang terjadi Sabtu (30/3/2024) kemarin.

"Ada MKK (munisi kaliber kecil) dan MKB (munisi kaliber besar). Jadi seluruhnya ada 65 ton," katanya.

Agus mengatakan, 65 ton amunisi itu sebelumnya berasal dari satuan-satuan di bawah Kodam Jaya.

Sesuai prosedur, amunisi yang sudah tak terpakai harus disimpan sementara ke dalam gudang untuk nantinya akan dilakukan disposal.

"SOP-nya yang sudah expired itu dikembalikan ke Kodam Jaya, ini dikumpulkan untuk diperiksa lagi, diverifikasi, ada langkah-langkah itu sampai dengan akhirnya di-disposal. Disposal itu kita punya tempat," jelas Agus.

Adapun penempatan amunisi yang sudah tak terpakai sesuai prosedur harus diletakkan di dalam gudang bawah tanah.

Namun, karena memang kondisi amunisinya labil, kata Agus, sewaktu-waktu ledakan bisa terjadi.

"Kita punya SOP penggudangannya itu di bawah tanah gitu ya, jadi di bawah tanah, karena labil tersebut dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Agus.

"Itu SOP kita, penyimpanannya di bawah tanah, kemudian ada tanggul dan jauh dari pemukiman masyarakat," sambungnya.

Agus mengatakan, faktor amunisi sensitif serta adanya gesekan dan suhu panas memicu terjadinya ledakan hebat di gudang tersebut.

Agus menjelaskan, amunisi yang jumlahnya mencapai ratusan ribu di dalam gudang tersebut sudah kedaluwarsa setelah lebih dari 10 tahun tak terpakai.

Menurut jenderal bintang empat tersebut, amunisi kedaluwarsa alias expired lebih sensitif akan gesekan dan suhu panas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved