Berita Jepara

Kasus DBD di Jepara Melonjak Tajam pada Januari 2024, 2 Pasien Meninggal Dunia: Anak dan Lansia

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jepara meningkat pesat. Pada Januari 2024 ada 145 kasus di mana 2 orang meninggal dunia, lansia dan anak-anak.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
Tribunnews.com
Ilustrasi pasien demam berdarah dengue (DBD). 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jepara meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Januari 2024 ini, di RSUD RA Kartini tercatat setidaknya ada 145 kasus DBD yang terdeteksi.

Dari sejumlah itu, dua pasien di antaranya meninggal dunia.

Plt Wakil Direktur RSUD Kartini Jepara, M Amirudin Khairul Amin, mengatakan bahwa untuk kasus DBD di Kabupaten Jepara mengelami kenaikan dari bulan Oktober 2023 sampai Januari 2024.

Namun tertinggi kasus DBD, kata dia, terjadi pada bulan Januari.

"Jadi memang tiga bulan terakhir ada kenaikan, yang signifikan di bulan januari," kata Amirudin, Rabu (31/1/2024).

Ia menjelaskan pada bulan Oktober 2023 ada 23 kasus; November 31 kasus, di mana 7 orang di antaranya menyerang orang dewasa, sementara sisanya adalah anak-anak.

Sedangkan Desember terdapat 47 kasus DBD. Rinciannya 41 pasien dewasa dan 6 anak-anak.

Januari 2024, melonjak hingga ada 145 kasus. Di mana amyoritas pasien adalah anak-anak.

"Dari sejumlah itu, 41 pasien dewasa, sedangkan 104 sisanya anak-anak, 2 di antaranya meninggal dunia."

"Yakni pasien anak usia 7 tahun, dan lansia 72 tahun," terangnya.

Ia menyampaikan bahwa kasus DBD biasa menyerang balita hingga orang dewasa.

"Rata-rata anak-anak 0-10 tahun terserang DBD," ucapnya.

Dengan banyaknya kasus yang ada lanjut kata dia, awal tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

"Dari data itu tahun 2023 pun cuman tidak sebanyak ini Januari 2023 hanya 63 kasus tahun ini ada kenaikan hampir 2 kali lipat," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jepara, Eko Cahyo Puspeno membeberkan, berdasarkan sistem E-DBD mendata 120 suspect DBD dan 18 pasien terindikasi DBD

Ia menyebut, angka tersebut muncul sesuai kriteria yakni mengalami trombosit turun 10.000 dan penurunan hemokonsentrasi kemungkinan puncak februari-maret. 

"Kalau anak-anak yang meninggal dengue shock syndrom karena trombositnya drop kita tangani dirawat di Anyelir."

"Sudah dilakukan perawatan intensif memang tidak tertolong," ujarnya. (Ito)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved