Pilpres 2024
Ihwal Gugatan di MK, Butet Kertaredjasa Kirim Surat Keprihatinan ke Jokowi, Singgung Bencana Moral
Ihwal tuntutan batas usia caprea-cawapres, budayawan Butet Kertadjasa tulis surat keprihatinan kepada Jokowi. Singgung pemimpin ideal & bencana moral
Penulis: Wilujeng Puspita | Editor: Yayan Isro Roziki
Butet Kertaredjasa surati Jokowi terkait MK ubah batas usia Cawapres, jika demi Gibran: awal bencana moral.
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Mahkamah Konstitusi (MK) tengah menjadi sorotan terkait putusan batas usia Capres-Cawapres.
Jika MK meresmikan batas usia capres dan cawapres menjadi 35 tahun, hal itu menjadi karpet merah untuk Gibran Rakabuming Raka.
Gibran beberapa kali ditawari oleh Prabowo untuk menjadi Cawapresnya. Namun usia Gibran sendiri baru 36 tahun.
Menanggapi hal itu, seniman ternama Butet Kertaredjasa menulis surat untuk Jokowi terkait putusan MK jika nantinya MK meloloskan batas usia capres untuk Gibran.
Berikut surat Butet untuk Jokowi.
Dengan salam,
Hari ini saya masih sedih. Hari Kamis lalu ketika mendengar isu panas politik Indonesia, diam2 saya menangis.
Tapi, meskipun sedih, saya merasa masih punya harapan.
Saya masih percaya ada mukjizat. Ada keajaiban.
Semesta akan membimbing untuk menemukan yang terbaik untuk menyelamatkan Indonesia.
Sebagaimana "surat keprihatinan" yang diposting mas Goenawan Mohamad kemarin, suasana hati saya pun kira2 seperti itu.
Saya sedih bukan tentang siapa capres yang terpilih kelak. Bukan itu.
Tapi, jika keputusan MK Senin ini menyebabkan mas Gibran berpasangan dengan Pak Prabowo, bagi saya ini awal datangnya bencana moral.
Rakyat Indonesia bukan orang bodoh yang tak bisa membaca peristiwa. Rakyat punya kecerdasan "membaca" yang tersembunyi di balik semua itu.
Saya sungguh tidak ingin legacy njenengan sebagai 'role model' pemimpin yang baik, akan rontok.
Sejak 1998 kami berjuang untuk lahirnya seorang presiden yang pantas dijadikan contoh, jadi role-model, jadi barometer, jadi tauladan, yang bisa dimiliki bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya.
Sekarang kami sudah memiliki, yaitu njenengan.
Tinggal setahun lagi njenengan bekerja seperti kemarin2, kebanggaan itu akan abadi.
Saya tidak ingin mendikte njenengan. Apalagi menggurui. Tidak.
Saya percaya njenengan punya pemikiran dan instink yang tajam, yang pada akhirnya bisa memberikan yang terbaik, memenuhi harapan kami yang bekerja di ranah kebudayaan.
Dari tempat kami bekerja, saya hanya bisa mengingatkan selagi kesempatan itu masih ada.
Saya tidak berpartai, tidak punya power apa pun, kecuali dengan ikhlas membantu njenengan (dari jauh) demi kebaikan bersama. Bantuan yang hari ini bisa saya berikan ya itu tadi: ngelingke.
Mengingatkan.
Eling sangkan paraning dumadi. Selalu waspada bahwa "melik kuwi nggendong lali".
Pak Jokowi, demikian surat-pribadi saya (yang baru pertama kali).
Semoga njenengan dilimpahi kesehatan jiwa-raga, ketajaman pikir dan keluasan imajinasi tak bertepi. Moga2 mukjizat itu benar2 terjadi. Semesta akan membimbing. Nuwun.
(*)
Minta MK Percepat Pelantikan Presiden Terpilih, Pemohon: yang Menjabat Sudah Berkurang Pengaruhya |
![]() |
---|
Ganjar Tegas Oposisi: Tegakkan Moralitas Politik, Cara Lain Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Terima Putusan MK, Ganjar-Mahfud Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Bersatu Kembali untuk Bangsa |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Putusan MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, Sengketa Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Sidang Putusan MK, Majelis Hakim Mahkamah Tolak Gugatan Sengketa Pilpres dari Paslon Amin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.