Kader Gerindra Diduga Menganiaya

BREAKING NEWS: Joko Santoso Dipecat dari Ketua DPC Gerindra, Buntut Diduga Aniaya Relawan PDIP

Joko Santoso dipecat dari jabatan Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, buntut dugaan penganiayaan terhadap relawan PDIP yang masih merupakan tetangganya.

|
TribunMuria.com/Eka Yulianti Fajlin
Mantan Ketua DPC Partai Gerindra, Joko Santoso - Joko Santoso dipecat dari jabatan Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, buntut dugaan penganiayaan terhadap relawan PDIP yang masih merupakan tetangganya. 

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Dugaan penganiayaan relawan pemasang bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) oleh Ketua DPC Partai Gerindra Semarang, Joko Santoso, berbuntut panjang.

Joko Santoso akhirnya dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang.

Keputusan ini diambil setelah Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang etik, yang dimpin Ketua Majelis Kehormatan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman.

Ketua Majelis Kehormatan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman,
Ketua Majelis Kehormatan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman, usai menggelar sidang etik di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).

"Jadi beliau (Joko Santoso) tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP. Masuk, kemudian juga membentak-bentak, diakui sendiri."

"Nah itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah dan diberikan sanksi cukup berat, diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang," ucap seusai menggelar sidang etik di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).

Baca juga: Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Pemasang Bendera PDIP: Tidak, Tangan Saya Bersih

Dalam persidangan etik itu, Habiburokhman menjelaskan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap Joko Santoso, kemudian membandingkannya dengan keterangan dari tim pemeriksa, tim verifikasi, tim investigasi yang telah diterjunkan langsung di Semarang, Jawa Tengah.

"Intinya majelis bersepakat, 5 anggota majelis menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah."

"Melanggar pasal 68 Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra, yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati, dan disiplin," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, soal dugaan penganiayaan yang dilakukan Joko Santoso bukan ranah Partai Gerindra, melainkan pihak kepolisian.

"Terkait persoalan tuduhan penganiayaan samlai sejauh ini kami belum mendapatkan keterangan saksi tersebut. Dan itu di luar kewenangan kami karena itu ranah pidana," kata Habiburokhman.

"Kami serahkan supaya agar aparat penegak hukum bisa bekerja secara profesional, jika memang bersalah, dinyatakan bersalah. Jika tidak bersalah, jangan dinyatakan bersalah."

"Harus sesuai dengan bukti-bukti yang ada, kita kawal sama-sama," lanjutnya.

Sebagai informasi, sidang yang dilakukan secara hybrid itu dipimpin oleh Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman serta anggota, yakni Maulana Bungaran, Dolfie Rompas, Yuniko, dan Sutradewi.

Adapun Ketua DPC Gerindra Joko Santoso hadir secara daring.

Joko jengkel kepada relawan PDIP pemasang bendera

Tangkapan layar video situasi saat peristiwa di mana Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso, diduga melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58), karena persoalan pemasangan bendera. Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam.
Tangkapan layar video situasi saat peristiwa di mana Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso, diduga melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58), karena persoalan pemasangan bendera. Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam. (Istimewa)

Diberitakan sebelumnya, cuplikan video CCTV berdurasi satu menit sepuluh detik sedang ramai menjadi bahan perbincangan publik.

Dalam video tersebut, terlihat orang yang diduga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. 

Beredar kabar, Joko Santoso yang juga merupakan anggota DPRD Kota Semarang melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58).

Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam. 

Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya dan sekarang masih dirawat di UGD Panti Wiloso, Citarum, Kota Semarang.

Dugaan aksi penganiayaan tersebut dipicu gara-gara masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung Cumi-cumi Bandarharjo, Kota Semarang

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso saat dikonfirmasi membenarkan bahwa di dalam video tersebut adalah dirinya.

Namun ia membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDI Perjuangan. 

"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," katanya. 

Ia mengatakan ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut dan dirinya hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka. 

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," kata Joko. 

Dijelaskannya, kemarahan terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.

Awalnya sejak lima bulan yang lalu dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang

Namun baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Namun yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang ada terpasang di semua lingkungan RW. 

Menurutnya hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

Ia menyadari di tengah tahun politik seperti sekarang suasana panas rawan muncul.

Dirinya mencoba menghindari anarkisme dan intimidasi.

"Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV."

"Oh itu cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah,  karena ada caleg lain yang bisa masuk."

"Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. Saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om," imbuhnya.  

Joko mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Ia pun mempersilahkan jika dirinya akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Dirinya juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu. 

"Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," pungkasnya.  (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Gerindra Pecat Joko Santoso dari Jabatan Ketua DPC Kota Semarang

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved