Pilpres 2024

PKB Usul Koalisi AMIN Dinamai PBNU, Ketum Jayanusa: Mereka 'Cerdas' Mainkan & Eksploitasi Simbol

Usulan PKB agar koalisi parpol pengusun AMIN menggunakan nama PBNU mendapat respon negatif dari warga Nahdliyin.

Istimewa
Warga Nahdliyin, Ketua Umum Jamaah Yasin Nusantara (Jayanusa), Idham Cholid. 

TRIBUNMURIA.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusulkan nama PBNU untuk koalisi partai pendukung Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN).

Usulan ini mendapat respon negatif dari warga nahdliyin, yang menilai koalisi AMIN pandai memainkan dan mengeksploitasi simbol.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Jamaah Yasin Nusantara (Jayanusa), Idham Cholid, Kamis (7/9/2023).

Menurut Idham, usulan nama PBNU untuk koalisi partai politik pengusung AMIN menunjukkan ketidakpercayaan diri dalam berpolitik.

"Seharusnya yang dikembangkan oleh partai politik, para politisi, apalagi mereka yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan, melakukan ikhtiar yang sungguh-sungguh agar nilai-nilai yang terkandung dalam pilar kebangsaan itu diaktualisasikan secara nyata," kata Idham.

Berikut 4 pernyataan sikap Jayanusa merespon usulan nama koalisi parpol pengusun Anies - Muhaimin:

1. Hal tersebut justru semakin membuktikan ketidakpercayaan diri untuk berpolitik secara dewasa. Memang PBNU yang dimaksud hanya akronim dari 'Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945' yang merupakan empat pilar kebangsaan.

Namun penggunaannya untuk kepentingan politik praktis seperti itu merupakan monopoli yang tak mencerdaskan.

Mereka hanya cerdas mengeksploitasi simbol-simbol untuk mengelabuhi masyarakat.

2. Akronim PBNU selama ini populer di kalangan kiai-kiai NU untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan tersebut.

Ini merupakan kreativitas mereka untuk lebih memudahkan pilar kebangsaan itu benar-benar dijiwai dan dihayati menjadi laku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Seharusnya yang dikembangkan oleh partai politik, para politisi, apalagi mereka yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan, melakukan ikhtiar yang sungguh-sungguh agar nilai-nilai yang terkandung dalam pilar kebangsaan itu diaktualisasikan secara nyata.

Menjadi gerakan politik yang lebih berbudaya, memberdayakan rakyat, dan mengokohkan sendi-sendi kehidupan bangsa. Bukan sebaliknya, sekadar gerakan simbolik belaka.

4. Tentu publik sangat paham, penggunaan akronim PBNU hanya untuk kepentingan elektoral, meyakinkan warga nahdliyin.

Mereka selalu bawa nama dan simbol NU. Ini juga menjadi bukti bahwa mereka masih selalu under estimate, menganggap warga NU bodoh, hanya bisa ditipu dengan cara berpolitik seperti itu.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved