
Tribunners / Citizen Journalism
Pilpres 2024
Ketua Umum Jayanusa: Deklarasi Anies - Muhamin Memecah Kebuntuan Politik
Deklarasi Anies - Muhaimin setidaknya telah memecah kebuntuan, meski hal itu mengagetkan. Seperti apa?
Deklarasi Anies - Muhaimin setidaknya telah memecah kebuntuan, meski hal itu mengagetkan. Seperti apa? Berikut analisa Ketum Jayanusa, Idham Cholid, yang turut dalam gerbong pemenangan Jokowi - Amin Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu.
TRIBUNMURIA.COM - Langkah cepat Ketum NasDem Surya Paloh (PS) dan Ketum PKB mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) patut diapresiasi. Setidaknya ini telah memecah kebuntuan, meskipun cukup mengagetkan.
Kebuntuan, bisa dilihat di internal koalisi pendukung Prabowo Subianto (PS) sendiri, dengan masuknya PAN dan Golkar, yang tentu masing-masing punya kepentingan untuk tampil sebagai Cawapresnya PS. PAN telah menggadang-gandang Erick Thohir, Golkar ya Ketumnya sendiri. Meskipun, kita tahu, kedua partai itu juga telah "sepakat" akan mengusung Gibran yang tinggal menunggu keputusan MK saja soal syarat umur: dari 40 menjadi 35 tahun.
Kenyataan tersebut, pada akhirnya tentu sangat tidak menguntungkan Cak Imin. Dia tidak mau di "PHP" lagi sebagaimana 2019 yang lalu. Bagaimanapun PKB telah merintis koalisi dengan Gerindra sejak awal, tapi berkaitan dengan perubahan nama dari KKIR ke KIM saja tak dilibatkan. Artinya, PKB di sana hanya dibutuhkan suaranya. Pantaslah jika Ketum PKB kemudian mengambil jalan pintas sendiri bersama NasDem.
D pihak NasDem juga begitu. Tak mungkin Ketum SP akan terus-menerus larut dalam perdebatan penentuan Cawapres bersama Demokrat dan PKS yang masing-masing punya jago sendiri. Kalaupun keduanya bersepakat mengusung AHY, meskipun dia Ketum Demokrat, tapi kendali ada di SBY. Jelas, Ketum Nasdem SP tak punya sejarah kebersamaan dengan Presiden ke-6 tersebut. Menduetkan AB dengan AHY juga cukup berat secara elektoral, apalagi untuk mengkonsolidasi basis Nahdliyin terutama di Jatim dan Jateng.
Jadi, keputusan SP dan Cak Imin sebenarnya sangat realistis. Meskipun tidak ideal. Bagi Cak Imin khususnya, dia harus memperjuangan "idealisme" kepartaian. Masa Ketum Partai hanya jadi pendukung, masa Ketum PKB gambarnya gak nongol di kertas suara Pilpres.
Lalu, bagaimana dengan suara Nahdliyin?
Tak salah juga jika dikatakan suara Nahdliyin masih cair. Bisa ke mana-mana. Tergantung juga calonnya. Saat ini Ketum SP sudah bisa menyandingkan dua tokoh muda, mereka masih 50-an.
Bagaimanapun, Cak Imin yang masih cicit pendiri NU punya ikatan cukup kuat di kalangan Nahdliyin. Tinggal bagaimana sekarang dengan Prabowo dan Ganjar?
Setiaknya, ada dua opsi. Pertama, mereka harus mengambil calon pendamping dari NU yang punya jejaring kuat. Misalnya, Khofifah Indar Parawansa. Sebagai Ketum Muslimat, pengaruhnya sangat kuat. Atau Gus Yaqut, Ketum Ansor, yang pasukan Banser-nya tak kurang dari 7 juta personel.
Pertanyaannya, mereka dipasangkan dengan siapa? Beberapa waktu lalu, Ganjar sudah sowan ke ibunda Gus Yaqut. Saya berkeyakinan, itu juga bagian dari cara Ganjar untuk meminang Gus Yaqut, sebagaimana juga yang dilakukan AB ke ibunda Cak Imin.
Tapi, yang menentukan itu kan bukan Ganjar. Berkali kali dia bilang, nunggu keputusan Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri. Kabar yang saya terima, dan ini sangat percaya berdasarkan Pilpres 2019, konon Ibu Ketum menghendaki pendamping Ganjar yang sudah cukup umur, yang sudah 70-an tahun.
Jika itu yang dikehendaki, ada beberapa pilihan misalnya: kembali menampilkan KH. Ma'ruf Amin yang pada 2024 nanti sudah berumur 81 tahun. Atau, Ganjar dengan Habib Lutfi bin Yahya, atau dengan KH. Said Aqil Siraj, atau bisa juga dengan KH. Anwar Iskandar, Wakil Rais Aam PBNU dan Ketum MUI yang baru. Beliau-beliau sangat kuat juga pengaruhnya di kalangan nahdliyin.
Adapun opsi kedua, Prabowo dan Ganjar bersatu. Siapa Capres dan Cawapresnya, tinggal para Ketum selain Ketum NasDem, PKB dan Demokrat berembug saja. Pilihan Demokrat, mau abstain atau bergabung untuk balas dendam kekecewaannya dengan SP dan Anies. Tentu dengan pertimbangan yang telah masak dari SBY. (*)
Minta MK Percepat Pelantikan Presiden Terpilih, Pemohon: yang Menjabat Sudah Berkurang Pengaruhya |
![]() |
---|
Ganjar Tegas Oposisi: Tegakkan Moralitas Politik, Cara Lain Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Terima Putusan MK, Ganjar-Mahfud Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Bersatu Kembali untuk Bangsa |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Putusan MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, Sengketa Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Sidang Putusan MK, Majelis Hakim Mahkamah Tolak Gugatan Sengketa Pilpres dari Paslon Amin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.