Pendidikan
Ratusan Mahasiswa UKSW Dari 22 Etnis Gelar Pawai Budaya di Salatiga, Usung Pesan Ini
Ratusan mahasiswa UKSW dari berbagai etnis di Indonesia mengikuti Pawai Budaya Indonesian International Culture Festival (IICF) 2023
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Ratusan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dari berbagai etnis di Indonesia mengikuti Pawai Budaya Indonesian International Culture Festival (IICF) 2023 di sejumlah ruas utama Kota Salatiga pada Sabtu (17/06/2023).
Tampak barisan mahasiswa mengenakan pakaian adat, atribut kebudayaan dan juga miniatur rumah adat masing-masing memeriahkan gelaran tersebut.
Sejumlah mahasiswa juga memainkan alat musik tradisional daerah mereka masing-masing sehingga menambah kemeriahan parade yang digelar itu.
Pertunjukan liong dan barongsai serta musik khasnya memimpin jalannya barisan pawai itu.
Ruas yang dilalui meliputi Jalan Diponegoro, Jalan Monginsidi, Jalan Kartini, Jalan Moh Yamin, memutari Bundaran Salatiga hingga halaman Korem 073 Makutarama untuk pertunjukan akhir.
Baca juga: International Education Day, UKSW Sajikan Beragam Kesempatan Mahasiswa Ikuti Program Internasional
Baca juga: Suguhkan Pawai Budaya Kerajaan ke Masyarakat di Borobudur, Ganjar: Rasanya Bisa Jadi Event Baru
Dari informasi yang dihimpun, terdapat 22 macam etnis yang mengikuti kirab tersebut.
Sedangkan, total mahasiswa yang berpartisipasi kurang lebih 800 orang.
Beberapa di antara etnis tersebut yakni Ikatan Mahasiswa Jawa Salatiga (Ikmasja), Keluarga Besar Bali di Salatiga (KBBS), Ikatan Keluarga Simalungun (IKS), Parurukat Togat Mentawai (Patomen).
Lalu Perhimpunan Alumni, Mahasiswa dan Pelajar Kalimantan Tengah (Pampakat), Komunitas Mahasiswa Perantauan Lampung di Kota Salatiga (K’mplang), Ikatan Keluarga Mahasiswa dan Siswa Timor di Salatiga (Ikmasti), Rukun Pelajar dan Mahasiswa Etnis Minahasa di Salatiga (PINAESAAN), dan masih banyak etnis lain di seluruh Indonesia.
Keberagaman etnis tersebut sendiri juga asmakin membuktikan bahwa UKSW merupakan wujud dari miniatur Indonesia.
Rektor UKSW, Prof Intiyas Utami mengatakan pawai budaya yang digelar tiap tahun itu adalah simbol penghormatan atas perbedaan serta simbol keyakinan Bhinneka Tunggal Ika bisa kokoh berdiri di Indonesia.
“Kampus UKSW adalah kampus yang menghargai perbedaan. Kita mungkin berbeda warna baju dan bahasa, namun kita ada untuk menjaga persatuan Indonesia sehingga kita jaga Indonesia dari kampus ini,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Intiyas Utami mengenakan pakaian adat Baju Bodo khas dari Sulawesi Selatan.
Antusiasime masyarakat dalam melihat pawai itu sendiri juga nampak tinggi.
Para warga, baik anak-anak maupun dewasa terlihat memadati sejumlah jalan yang dilewati barisan kirab itu.
| Profesor Satomi Ogata dari Jepang Beri Kuliah Umum soal Industri Halal di FEB Undip |
|
|---|
| Ferdinand Ungkap Kebijakan Kampus SCU: Mahasiswa Prioritas, Rektor Terakhir |
|
|---|
| STEBI Bina Essa Bandung Perguruan Tinggi Pertama di Indonesia Terima Pembayaran UKT Gunakan Kripto |
|
|---|
| Ustaz Suhanda Sapa Kelompok Rentan Lewat Dakwah Humanis, Nominasi Penyuluh Agama Islam Award 2025 |
|
|---|
| Unida Kembangkan Penelitian Skema Wakaf Blended Finance untuk Dukung Pembiayaan SDGs di Indonesia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/bbbbbbyydadsa.jpg)