Berita Sragen

Pesan Sulami Sebelum Meninggal, Jual Karya Buat Sedekah hingga Jual Rumah untuk Bayar Hutang

Sulami manusia kayu asal Kedawung, Kabupaten Sragen berpesan agar sang adik, Susilowati menjual rumahnya untuk bayar hutang.

Tribunmuria.com/Mahfira Putri Maulani 
Sulami yang dikenal Manusia Kayu asal asal Dukuh Selorejo RT 32, RW 11, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen meninggal dunia 

TRIBUNMURIA.COM, SRAGEN –  Sulami manusia kayu asal Kedawung, Kabupaten Sragen berpesan agar sang adik, Susilowati menjual rumahnya untuk bayar hutang.

Selama hidup, Sulami merasa merepotkan sang adik yang terus menjaga dan mengangkatnya saat hendak kemanapun.

Sebagai imbalan Sulami ingin sang adik menjual rumahnya untuk membayar hutang sang adik.

"Mbak Lami pernah bilang selama ini sudah merepotkan dan jika meninggal boleh menjual rumah."

"Untuk membayar hutang biar tidak dikejar bank keliling terus," kata Susilowati berkisah kepada Tribunjateng.com, Selasa (13/6/2023).

Susilowati mengaku dirinya memang tidak bekerja. Ia mengaku dirinya terpaksa hutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sementara suami Susilowati hanya mencari burung dan menjualnya. Kadang juga tidak bekerja karena membantu mengangkat Sulami untuk keluar kamar.

Baca juga: Manusia Kayu Asal Sragen Sulami Meninggal Dunia, Penyakitnya Tetap Tak Terdeteksi

Meski begitu, Susilowati mengaku tidak akan menjual rumah. Mengingat rumah tersebut dibangun karena bantuan untuk Sulami kala itu dan merupakan tinggalan satu-satunya.

Selain berpesan menjual rumah, almarhumah juga meminta sang adik menjual hasil karya tangannya berupa tas, gantungan kunci hingga bros dari Mote atau manik-manik .

Ya, semasa hidupnya Lami sapaan akrabnya itu tidak hanya diam di kasur. Dirinya menyibukkan diri dengan membuat kerajinan tangan.

Sehari-hari Sulami rutin membuat tas yang terbuat dari mote. Tidak hanya tas, dirinya juga membuat dompet dan gantungan kunci.

Saat Tribunjateng.com menyambangi rumahnya 2019 silam dirinya tengah sibuk membuat tas.

Dengan bermodalkan mote dan benang, tangannya yang kaku dapat menghasilkan beragam hasil karya setiap harinya.

Di kamarnya yang sekira berukuran 2,5 x 2,5 meter itu lah dirinya memerlukan dua hingga tiga hari pengerjaan untuk satu tas.

Dari hasil karyanya itu, Sulami ingin sang adik menjualnya. Hasilnya bisa digunakan untuk membayar hutang dan sebagian untuk sedekah kepada yang membutuhkan.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved